Kisah cinta ini benar-benar menggetarkan, sekaligus menggelikan. Uniknya, kisah ini tidak terjadi laiknya di kisah-kisah novel atau sinetron, melainkan di kehidupan nyata, di sebuah kota Konya yang eksotik dan menawan, di wilayah Turki bagian tengah.
Kaltum Arslan, seorang janda dan nenek berusia 80 tahun, tiba-tiba dikabarkan hilang dan minggat dari rumahnya setelah anak-anak dan cucu-cucunya menolak kisah cinta dan rencana pernikahannya dengan kekasihnya, seorang duda dan kakek yang juga seumur.
Kaltun dan Yildiz bertemu sekitar dua bulan silam, saat keduanya mengambil uang santunan bagi lansia dari pemerintah. Dan memang dasar cinta yang katanya tak mengenal usia, perasaan abstrak itu pun bersemi di hati kedua kakek-nenek itu. Hingga akhirnya, keduanya pun bersepakat untuk merencanakan pernikahan.
Tapi, nasib tak berjalan mulus. Anak-anak dan cucu-cucu Kaltum menolak percintaannya, juga rencana pernikahannya.
Pada tanggal 10 Desember kemarin, Kaltum keluar rumah. Ia berkata, ia akan berangkat ke sebuah klinik untuk mengecek kesehatan. Namun, kok, ia tidak kembali lagi ke rumah. Salah seorang cucu Kaltum pun menyusulnya ke klinik itu. Tapi, si cucu tidak mendapatkan neneknya di sana, dan setelah dicek ke petugas klinik, tidak pula didapati ada daftar nama pasien Kaltum.
Pihak keluarga pun melaporkan "kehilangan" nenek mereka ke kepolisian. Dan, setelah melakukan pencarian selama tiga hari, Kaltum pun ditemukan tengah berada di rumah kekasihnya, Kazim Yildiz.
Kepada anak-anak dan cucu-cucunya, juga kepada pihak kepolisian, Kaltum mengatakan jika ia tak mau kembali ke rumahnya jika ia tidak menikah dengan Kazim.
Setelah melihat keadaan demikian, akhirnya pihak anak-anak dan cucu-cucu Kaltum pun berpikir ulang. Sikap dan keputusan mereka melunak, bahkan berubah. Mereka pun akhirnya menyetujui rencana pernikahan Kaltum.
Rencananya, Kaltum dan Kazim pun akan melaksanakan hajat pernikahan mereka di awal tahun nanti. Aih, aih. (ags/db)
Sumber :http://www.eramuslim.com/berita/dunia/kisah-cinta-menggetarkan-kakek-nenek-80-tahun-dari-turki.htm
0 komentar:
Post a Comment