08 February 2015

Lentera Jiwa

Bang Andy berani keluar dari Metro TV dan mengejar Lentera Jiwanya karena Bang Andy sudah mapan secara finansial. Tapi bagaimana dengan mereka yang jangankan untuk mengejar Lentera Jiwanya, untuk makan sehari-hari saja sudah setengah mati. Seandainya BangAndy belum mapan, apakah Bang Andy juga berani keluar dari Metro TV untuk mengejar Lentera Jiwa Bang Andy? Itu salah satu komentar pembaca menanggapi tulisan saya 'Lentera Jiwa' di AndyaE?s Corner beberapa waktu lalu. Komentar senada juga tak kalah banyak. Sebagian bahkan menganggap di jaman susah seperti sekarang ini, bisa mendapat pekerjaan saja sudah harus bersyukur. 

Boro-boro mengejar Lentera Jiwa. Bayu, seorang anak muda yang bertugas di imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, setelah melihat nama di paspor saya wajahnya langsung berubah sumringah. Senyumnya melebar dan matanya menatap saya dengan pandangan berbinar-binar (setidaknya itu yang saya rasakan). 

Dia mengaku senang bertemu saya. Sebab, katanya, setelah membaca tulisan Lentera Jiwa, ada pertanyaan yang mengganggu pikirannya. Saya ikut senang Pak Andy sudah menemukan Lentera. Cuma saya masih penasaran, apakah setiap orang akan menemukan lentera jiwanya? Ujar Bayu penuh semangat. Dalam percakapan singkat saat ketika saya hendak ke Boston itu, Bayu bercerita dia membaca tulisan Lentera Jiwa yang saya tulis itu melalui milis yang dikirim ke alamat emailnya. Pertanyaan Bayu itu tidak sempat saya jawab. Saya sudah harus berangkat sementara dia juga sudah harus memeriksa paspor penumpang lain. 

Di atas pesawat, pikiran saya masih terganggu oleh pertanyaan Bayu. Apakah setiap orang akan menemukan Lentera Jiwanya? Pertanyaan yang seakan mewakili pertanyaan banyak pembaca tulisan Lentera Jiwa. Memang, setelah tulisan itu saya muat di Andys Corner, entah siapa yang memulai, dalam tempo singkat tulisan tersebut beredar dari milis ke milis, ke berbagai alamat email, dan akhirnya berbalik ke saya melalui email, sms, bahkan facebook. 

Tanggapan atas tulisan itu macam-macam. Sudut pandangnya juga berbeda-beda. Setiap orang memberikan tanggapan sesuai persepsi masing-masing. Sungguh menarik. Bahkan ketika saya menjadi tamu di sebuah radio di Kemang, yang mengangkat topik soal Lentera Jiwa, tanggapan yang masuk juga beraneka ragam. Sebagian pendengar mengatakan dalam hal pekerjaan, mereka lebih mencari aEsamanaEt dengan menjadi karyawan di sebuah karena risikonya lebih kecil. Sementara pendengar lain mengaku lebih memilih berwirausaha daripada bekerja untuk orang dan tidak bahagia. Lentera jiwa oleh mereka dimaknai sangat sempit: Siapa yang bekerja untuk dirinya sendiri, merekalah yang sudah menemukan lentera jiwanya. Sementara mereka yang bekerja sebagai pegawai di perusahaan, adalah mereka yang belum menemukan lentera jiwanya. 

Menerjemahkan lentera jiwa secara sempit seperti itu sungguh menyesatkan. Lentera jiwa seseorang tidak ditentukan oleh apakah dia bekerja untuk orang lain sebagai karyawan atau bekerja untuk dirinya sendiri. Lentera jiwa seseorang juga tidak ditentukan oleh jabatan, pangkat, gaji, atau jenis pekerjaan. Siapa pun dia, apapun pangkatnya, jabatannya, dan apapun jenis pekerjaan serta berapa pun gajinya, dia bisa saja menemukan lentera jiwanya. Pangkat tinggi, posisi di puncak, dan gaji besar bukan ukuran yang dipakai untuk menilai apakah seseorang sudah menemukan lentera jiwanya atau belum. Banyak yang yang memiliki kedudukan tinggi, gaji bedar, ternyata tidak bahagia dalam pekerjaannya. 

Kalaupun dia tetap bertahan, lebih karena faktor rasa aman, tidak berani mengambil risiko, atau sudah pada tahap aEsnrimoaEt atas nasibnya.Orang semacam ini belum menemukan lentera jiwanya. Ukuran yang paling sederhana untuk mengukur apakah dalam bekerja, dalam berkarir, kita sudah menemukan lentera jiwa kita atau belum adalah kebahagiaan. Apakah dalam mengerjakan tugas kita sehari-hari kita bahagia? Tidak perduli apakah kita bekerja sebagai karyawan atau wirausaha, apakah kita bahagia? Tidak perduli gaji kita kecil atau besar, apakah kita senang mengerjakan tugas yang diberikan kepada kita? Apakah kita mengerjakannya dengan hati atau sekadar demi mempertahankan hidup? Suatu malam, menjelang toko-toko tutup di sebuah mega mall di Jakarta, saya ke toilet. Ruangannya bersih dan harum. Ada dua petugas cleaning service sedang bekerja. 

Mereka begitu ceria, begitu riang. Padahal di tengah malam itu hampir semua orang sudah kehabisan enerji. Kok mereka masih bersemangat? Karena penasaran, saya bertanya kepada mereka mengapa terlihat ceria. Bukankah pekerjaan membersihkan toilet pekerjaan yang tidak menyenangkan? Mereka balik menatap saya dengan pandangan aneh. Kami senang kok mengerjakannya, ujar salah satu dari mereka. Beberapa hari kemudian, seorang pembaca Andy's Corner memberi komentar tentang tulisan Lentera Jiwa. Isinya kurang lebih begini, aEsPak Andy, saya bekerja sebagai office boy. 

Saya bahagia mengerjakan tugas-tugas saya karena saya bisa melayani orang lain. Saya sudah menemukan Lentera Jiwa saya. Dua kisah di atas mungkin bisa menunjukkan lentera jiwa itu bukan milik mereka yang berkedudukan tinggi atau bergaji besar. Jika Anda bekerja sebagai pegawai negeri dan Anda bahagia mengerjakan tugas-tugas Anda, dan pekerjaan itu sesuai dengan cita-cita Anda sewaktu sekolah dulu, boleh jadi Anda sudah menemukan lentera jiwa Anda. Begitu pula Anda yang keluar dari pekerjaan Anda sebagai karyawan, dan mengambil risiko meninggalkan kedudukan dan gaji tetap Anda, untuk merintis usaha yang Anda sukai dan ternyata membuat Anda bahagia , bisa jadi Anda juga sudah menemukan lentera jiwa Anda. Kembali ke pertanyaan Bayu tadi, apakah setiap orang bisa menemukan lentera jiwanya? Jawabannya relatif. 

Ada yang sudah tahu lentera jiwanya ada di tempat lain, bukan di tempat dia bekerja sekarang, tetapi dia tidak berani atau tidak mampu menggapainya. Tidak mampu atau tidak berani karena risiko yang dihadapi terlalu tinggi. Boleh jadi karena dia harus memikirkan keluarga, anak, istri, atau suami. Memikirkan orang-orang yang secara finansial bergantung padanya. Jika dia meninggalkan pekerjaan yang sekaranguntuk mengejar lentera jiwanya, bisa jadi dia bahagia tetapi orang lain tidak. 

Ada juga yang sampai sejauh ini belum mengetahui secara persis apa lentera jiwanya. Dia belum enemukan pekerjaan apa yang dapatmembuatnya bahagia dan bergairah untuk menjalaninya. Ada juga yang karena tidak ada pilihan. Sudah mendapat pekerjaan yang sekarang saja sudah patut disyukuri. Boro-boro mengejar lentera jiwanya. 

Lentera jiwa bukan persoalan salah atau benar. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar di sini. Persoalannya hanya pada keinginan kita untuk mencari kebahagiaan sebagai manusia. Dalam hal ini konteksnya adalah pekerjaan dan karir. Namun untuk mencapai kebahagiaan tersebut kadang seseorang harus menempuh risiko. Risiko itulah yang juga saya tempuh ketika harus memilih apakah bekerja untuk Majalah TEMPO yang sudah besar atau menjadi reporter di koran Bisnis Indonesia yang baru diterbitkan. 

Juga ketika memilih pindah ke Majalah MATRA justru pada saat karir saya di Bisnis Indonesia sedang menanjak pesat. Bukannya jantung istri saya tidak mau copot ketika saya memutuskan pindah dari MATRA, dalam posisi menuju pemimpin redaksi, ke harian Media Indonesia yang baru bangkit setelah harian Prioritas dibreidel. Pada saat itu, jangan ditanya soal finansial. Secara finansial saya jauh dari mapan. 

Apalagi saya harus membantu kehidupan kakak-kakak saya. Tetapi ada sesuatu dalam hati ini yang selalu menganggu. Sesuatu yang terus mendorong saya untuk mendapatkan sesuatu?. Sesuatu yang membuat saya merasa bahagia. Mungkin itu yang kini saya sadari , bahwa sesuatu itu adalah Lentera Jiwa saya.
sumber kickandy.com

Aku disini dan kau disana

Aku disini dan kau disana…

.aku tak tahu apa yang kau rasa kan,,,
saat ku pergi meninggal kan mu,,,
ku berharap apa yang ku rasa kan sama seperti apa yang kau rasa kan,,,
saat kudisini ku rasa kan rasa rindu yang bergejolak,,,
dan ku berharap kau pun begitu,,,
meskipun kau jauh disana,,,
ku selalu merasa kau ada di sisiku,,,
apa kau disana juga merindukan ku???
hanya kau yang dapat menjawab nya,,,
tapi ku selalu berharap,,,
kau tidak akan melupakanku,,,
meskipun jarak memisah kan kita,,,
namun ku yakin cinta kitan akn abadi selama nya….

07 February 2015

100 Tokoh Paling Berpengaruh Di dunia

Berikut ini adalah 100 tokoh paling berpengaruh di dunia :

1     Nabi Muhammad Penyebar agama Islam, penguasa Arabia.
2     Isaac Newton Fisikawan, pencetus Teori Gravitasi umum, Hukum gerak
3     Yesus / Nabi Isa Isa Al Masih Nasrani
4     Siddhartha Gautama (Buddha)  Pendiri agama Buddha
5     Kong Hu Cu Pendiri agama Kong Hu Cu
6     Santo Paulus Penyebar ajaran Kristen
7     Ts'ai Lun Penemu kertas
8     Johann Gutenberg Mengembangkan mesin cetak, mencetak Alkitab
9     Christopher Columbus Penjelajah, memimpin orang-orang Eropa ke Amerika
10     Albert Einstein Fisikawan, penemu Teori Relativitas
11     Louis Pasteur Ilmuwan, penemu Pasteurisasi
12     Galileo Galilei Astronom, secara akurat mengemukakan teori Heliosentris
13     Aristoteles Filsuf Yunani yang berpengaruh
14     Euclides Matematikawan, membuktikan tentang Geometri
15     Nabi Musa Nabi terbesar Yahudi
16     Charles Robert Darwin Biologis, mendeskripsikan teori Evolusi
17     Kaisar Qin Shi Huang-Di Kaisar Tiongkok
18     Augustus Caesar (Kaisar Agustus) Kaisar pertama Kekaisaran Romawi
19     Nicolaus Copernicus Astronom, salah satu tokoh Teori Heliosentris
20     Antoine Laurent Lavoisier Bapak Kimia modern, Filsuf dan Ekonom
21     Constantine yang Agung Kaisar Romawi yang menjadikan agama Kristen sebagai agama resmi negara
22     James Watt Mengembangkan Mesin uap
23     Michael Faraday Fisikawan, Kimiawan, menemukan Induksi Elektromagnetik
24     James Clerk Maxwell Fisikawan, penemu Spektrum Elektromagnetik
25     Martin Luther Pendiri agama Protestan dan aliran Lutheran
26     George Washington Presiden pertama Amerika Serikat
27     Karl Heinrich Marx Bapak Komunisme
28     Orville Wright dan Wilbur Wright Penemu Pesawat terbang
29     Genghis Khan Penakluk dari bangsa Mongol
30     Adam Smith Ekonom, pelopor Kapitalisme
31     Edward de Vere, 17th Earl of Oxford Kemungkinan menulis karya yang berkaitan dengan William
         Shakespeare
32     John Dalton Kimiawan, Fisikawan, penemu Teori Atom, Hukum Tekanan Parsial (Hukum Dalton)
33     Alexander yang Agung Penakluk dari Makedonia
34     Kaisar Napoleon Bonaparte Penakluk dari bangsa Perancis
35     Thomas Alva Edison Penemu bola lampu dan Fonograf, dll.
36     Antony van Leeuwenhoek Ahli Mikroskop, mempelajari kehidupan mikroskopis
37     William Thomas Green Morton  Pelopor Anestesiologi
38     Guglielmo Marconi Penemu Radio
39     Adolf Hitler Penakluk, memimpin Blok Poros dalam Perang Dunia II
40     Plato Filsuf Yunani
41     Oliver Cromwell Politikus Inggris dan pemimpin militer
42     Alexander Graham Bell Salah seorang penemu Telepon
43     Alexander Fleming Penemu Penisilin, memajukan Bakteriologi, Imunologi dan Kemoterapi
44     John Locke Filsuf dan Teolog liberal
45     Ludwig van Beethoven Komponis musik klasik
46     Werner Karl Heisenberg Pencetus Prinsip Ketidakpastian
47     Louis-Jacques-Mandé Daguerre  Penemu/pelopor Fotografi
48     Simon Bolivar Pahlawan nasional dari Venezuela, Kolombia, Ekuador, Peru, dan Bolivia
49     René Descartes  Filsuf Rasionalis dan matematikawan
50     Umar bin al-Khattab Khalifah Ar-Rasyidin kedua, memperluas Daulah Khilafah Islamiyah.
51     Paus Urbanus II  Penyeru Perang Salib
52     Michelangelo Buonarroti  Pelukis, pematung, arsitek
53     Asoka Raja India yang masuk dan mengembangkan agama Buddha
54     Santo Augustinus Teolog Kristen awal
55     William Harvey Penemu sirkulasi darah
56     Ernest Rutherford, 1st Baron Rutherford of Nelson Fisikawan
57     John Calvin Tokoh Reformasi Gereja, pendiri Calvinisme
58     Gregor Johann Mendel Penemu teori genetika
59     Max Karl Ernst Ludwig Planck Fisikawan, mengemukakan Termodinamika
60     Joseph Lister, 1st Baron Lister Pelaku penemuan Antiseptik yang secara besar mengurangi
         kematian akibat pembedahan
61     Nikolaus August Otto Penemu mesin pembakaran 4 tak
62     Francisco Pizarro Penakluk dari bangsa Spanyol yang menaklukkan Kerajaan Inka di Amerika
         Selatan
63     Hernando Cortes Penakluk dari bangsa Spanyolyang menaklukkan Meksiko
64     Thomas Jefferson Presiden ketiga AS
65     Ratu Isabella I Penguasa Spanyol, penyokong Cristopher Colombus
66     Joseph Stalin (Joseph Vissarionovich Dzugashvili Tokoh revolusioner dan penguasa Uni Soviet
67     Julius Caesar Penguasa Roma
68     Raja William I sang Penakluk Meletakkan pembangunan Inggris modern
69     Sigmund Freud Pendiri sekolah Freud untuk psikologi, ahli psikoanalisis
70     Edward Jenner Penemu vaksin cacar
71     Wilhelm Conrad Roentgen Penemu sinar X
72     Johann Sebastian Bach Komponis
73     Lao Tzu Pendiri Taoisme
74     Voltaire Penulis dan filsuf
75     Johannes Kepler Astronom penemu Hukum Kepler tentang pergerakan planet
76     Enrico Fermi Salah satu tokoh abad atom, Bapak Bom Atom
77     Leonhard Euler Fisikawan, matematikawan penemu Kalkulus Diferensial dan Integral serta Aljabar
78     Jean-Jacques Rousseau  Filsuf dan pengarang Prancis
79     Niccolò Machiavelli penulis Sang Pangeran (risalat politik yang berpengaruh)
80     Thomas Robert Malthus Ekonom penulis Esai Prinsip Populasi dalam Pengaruhnya pada Kemajuan
         Masa Depan pada Masyarakat
81     John Fitzgerald Kennedy Presiden AS yang mendirikan "Program Luar Angkasa Apollo"
82     Gregory Goodwin Pincus Endokrinolog, menemukan pil KB
83     Mani (en)  Nabi Iran abad ke-3, Pendiri Manicheanisme
84     Vladimir Ilyich Lenin (Vladimir Ilyich Ulyanov)     Tokoh revolusioner dan pemimpin Rusia
85     Kaisar Sui Wen Menyatukan Tiongkok, pendiri Dinasti Sui
86     Vasco da Gama Navigator, penemu rute pelayaran Eropa ke India
87     Raja Cyrus yang Agung Pendiri kekaisaran Persia
88     Tsar Peter yang Agung Mendekatkan Rusia kepada Eropa
89     Mao Zedong (Mao Tse-tung) Bapak Maoisme, komunisme Tiongkok
90     Sir Francis Bacon Filsuf, menggambarkan secara induktif metode ilmiah
91     Henry Ford Pembuat mobil model T
92     Meng Tse Filsuf, pendiri sekolah Konfusianisme]
93     Zarathustra (Zoroaster) Pendiri Zoroastrianisme
94     Ratu Elizabeth I Ratu Inggris, memperbaiki Gereja Inggris setelah Ratu Mary
95     Mikhail Sergeyevich Gorbachev Perdana Menteri Rusia yang mengakhiri Komunisme di Uni Soviet
         dan Eropa Timur
96     Raja Menes Menyatukan Mesir Hulu dan Hilir
97     Kaisar Charlemagne Kaisar Romawi Suci
98     Homer enyair epik
99     Kaisar Yustinianus I  Kaisar Romawi Timur, menaklukkan kembali sebagian Kekaisaran Romawi Barat
100   Mahavira Pendiri Jainisme

Mengkhianati Suaminya dan Berzina Karena Facebook

Ini adalah kisah pernyatan satu orang istri yg posting terhadap catatan facebooknya berkaitan dia yg terjebak perselingkuhan & perzinahan akibat (sudut tidak baik) Fb, mudah-mudahan sanggup kita jadikan renungan & mungkin pelajaran bagi kita seluruhnya.

"Pernikahanku bersama Rudi (nama samaran) telah memasuki th ke-10. Selagi itu hubunganku bersama Rudi amat sangat harmonis. Terlebih bersama kedatangan tiga buah hati kami.

Tapi, petaka di dalam keluargaku mulai sejak muncul selama saya mengenal Fb (Facebook). Gara-gara jejaring sosial inilah impianku utk membangun rumah tangga yg utuh berantakan. Saya yg sehari-hari cuma juga sebagai ibu rumah tangga tergoda dgn rayuan lelaki lain lewat Facebook.

Narasi ini berawal waktu 2009 dulu saya dikenalkan oleh suamiku berkenaan Fb. Disaat itu, saya yg cuma bekerja di dalam rumah seakan mendapat hiburan baru. Suamiku juga gemar sebab menonton diriku tak bosan menjaga anak di rumah. Sebulan mengenal Fb, saya menilai tidak ada yg spesial terhadap jaringan sosial ini. Tapi, sesudah mengenal chat (ngobrol), saya mulai sejak menikmatinya. Lebih-lebih tidak sedikit yg mau bertaaruf denganku.

Baik itu laki laki, ataupun ibu-ibu. Wajahku memang lah ayu. Kulitku putih bersih. Diwaktu ini usiaku seputar 34 thn. Saya memasang poto profil yg pass menarik di Fb. Kemungkinan ini yg menciptakan tidak sedikit orang yg tertarik utk bertaaruf semakin jauh denganku.

Dari sekian tidak sedikit lelaki yg menyapa saya di Fb, ada sekian banyak lelaki yg mengaku tertarik kepadaku. Meski kala itu saya mengemukakan bahwa saya telah punyai anak & suami. Maka, mereka tak patut utk menyukaiku.

Awalnya saya bertekad utk tak tergoda dgn bujuk rayu sebanyak lelaki di Fb. Tapi, sesudah saya mengenal Salam (samaran), semuanya beralih. Salam ialah salah satu petinggi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara di Sulsel. Salam betul-betul dapat menggoyahkan imanku. Bahasanya yg santun, & caranya dia memerhatikanku di Fb sudah menciptakan hati ini luluh.

Tiap-tiap hri kami ngobrol melalui Fb. Bahkan kami saling bertukar pikiran mengenai rumah tangga kami masing-masing. Ya … boleh dibilang kami saling curhat-curhatan. Dari sinilah perasaan aneh muncul, baik aku ataupun Salam. Hasilnya, Salam menyebut di sayangkan melalui chat & mau bertemu denganku.

Saya yg sejak awal telah tertarik bersama Salam tidak dapat menolaknya. Tetapi, saya masihlah malu-malu menyebut senang kepadanya.

Sesudah sekian bln cuma chat di Fb, kami serta sepakat buat berjumpa. Kami selanjutnya laksanakan jumpa di salah satu restoran di bilangan Makassar sektor barat. Kala itu Salam datang seseorang diri, sementara saya mengambil anak bungsuku.

Biarpun, saya menyukainya, saya tidak mau jumpa kami memunculkan fitnah. Perasaanku deg-degan diwaktu berjumpa dgn Salam. Beliau pula menyapaku dgn nada berat. Ada lainnya muncul di dalam hatiku. Di lokasi itu, Salam juga kembali menyebut ketertarikannya kepadaku. Akupun menyebutkan faktor yg sama.

Jumpa bersama Salam di restoran tersebut bukanlah factor yg terakhir. Sejak jumpa itu, kami serta tidak jarang janjian buat berjumpa. Bahkan, kadang, saya berjumpa bersama Salam seseorang diri tidak dengan mengambil anakku. Kebetulan di rumah saya mempunyai satu orang pembantu rumah tangga.

Rupanya, inilah awal dari keretakan rumah tanggaku bersama Rudi. Saya telah mulai sejak jarang di rumah tidak dengan sepengetahuan Rudi. Maklum, tiap-tiap hri Rudi bekerja sejak mulai dari pagi sampai tengah malam.

Sementara, kadang saya senantiasa berjumpa bersama Salam dari siang sampai sore. Salam sudah terhubung mataku mengenai indahnya dunia ini. Beliau menggandeng saya shopping, wisata kuliner, & mendatangi tempat-tempat hiburan lain. Ini seluruhnya kulakukan tidak dengan mesti mengeluarkan uang. Saya seolah-olah telah terjebak dalam kehidupan foya-foya.

Biarpun saya tidak jarang foya-foya dgn Salam, sikapku di rumah masih seperti biasa. Saya terus melayani suamiku kala dia baru pulang dari kantor, termasuk juga mengurus baju & makanannya diwaktu dirinya bakal ke kantor di pagi hri.

Sesudah jalan bareng dgn Salam tatkala dua bln, saya pula tidak dapat menolak ajakan Salam utk berjumpa di hotel. Disaat itu Salam telah membooking satu kamar di salah satu hotel berbintang di Makassar.

Kurang Lebih pukul 11.00, saya datang menemuinya di kamar itu. Sesudah kami berbincang-bincang selagi sekian banyak menit, saya tidak kuasa waktu Salam memeluk tubuhku. Hasilnya, saya pula terjebak, & rela melaksanakan jalinan suami istri dgn lelaki yg bukan suamiku sendiri.

Sejak histori itu, kami tidak jarang melakukannya, dari satu hotel ke hotel yg lain. Saya pula demikian menikmati kehidupanku ini. Tapi, hatiku tiap-tiap hri berteriak. Saya tidak rela mengkhianati suamiku yg telah memberiku tiga orang anak. Terlebih dia demikian baik & demikian mempercayaiku. Dia pula amat disenangi oleh keluargaku.

Saya mau lepas dari kehidupan Salam yg mesti kuakui sudah berikan warna baru dalam hidupku. Dirinya juga mengaku tulus mencintaiku. Di depanku pun beliau mengaku berdosa sudah mengkhianati istrinya. Tetapi, dia pula tidak dapat meninggalkanku.

Bln berganti bln, kehidupanku tidak ada yg beralih. Saya pula & Salam masihlah konsisten jalan bareng. Bahkan, saya makin takut kehilangannya. Tapi, peribahasa yg menyampaikan, "sepandai- pandainya tupai melompat tentu dapat jatuh juga" sudah terbukti pada diriku.

Sepandai-pandainya saya menyembunyikan hubunganku bersama Salam, hasilnya diketahui pun oleh suamiku. Saya diketahui selingkuh sesudah suamiku membaca SMS Salam yg berisi kata-kata mesra. Beliau pula memaksa saya buat mengaku. Saya dikala itu tidak dapat berbuat apa-apa. Lebih-lebih suamiku serta-merta menghubungi No. telephone seluler Salam. Awalnya Salam membantah, & mengemukakan bahwa beliau & diriku cuma berteman.

Tapi, sesudah diancam oleh suamiku, Salam mengakuinya & meminta maaf. Tetapi, suamiku telah terlanjur sakit. Dirinya juga cepat menceraikanku. Diwaktu ini saya, & Rudi tetap dalam step perceraian.

Tetapi, dalam doaku tiap-tiap selesai shalat saya memohon maaf terhadap Allah SWT, pada suamiku, terhadap anak-anakku & terhadap keluargaku dikarenakan saya sudah menyia-nyiakan cinta mereka. Saya ikhlas menerima ini seluruhnya atas konsekuensi dari perbuatanku sendiri. Tetapi, saya tetap masih menginginkan buat dapat kembali dengan dgn Rudi, & dapat saya buktikan utk jadi istri yg baik.
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com