08 February 2015

Lentera Jiwa

Bang Andy berani keluar dari Metro TV dan mengejar Lentera Jiwanya karena Bang Andy sudah mapan secara finansial. Tapi bagaimana dengan mereka yang jangankan untuk mengejar Lentera Jiwanya, untuk makan sehari-hari saja sudah setengah mati. Seandainya BangAndy belum mapan, apakah Bang Andy juga berani keluar dari Metro TV untuk mengejar Lentera Jiwa Bang Andy? Itu salah satu komentar pembaca menanggapi tulisan saya 'Lentera Jiwa' di AndyaE?s Corner beberapa waktu lalu. Komentar senada juga tak kalah banyak. Sebagian bahkan menganggap di jaman susah seperti sekarang ini, bisa mendapat pekerjaan saja sudah harus bersyukur. 

Boro-boro mengejar Lentera Jiwa. Bayu, seorang anak muda yang bertugas di imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, setelah melihat nama di paspor saya wajahnya langsung berubah sumringah. Senyumnya melebar dan matanya menatap saya dengan pandangan berbinar-binar (setidaknya itu yang saya rasakan). 

Dia mengaku senang bertemu saya. Sebab, katanya, setelah membaca tulisan Lentera Jiwa, ada pertanyaan yang mengganggu pikirannya. Saya ikut senang Pak Andy sudah menemukan Lentera. Cuma saya masih penasaran, apakah setiap orang akan menemukan lentera jiwanya? Ujar Bayu penuh semangat. Dalam percakapan singkat saat ketika saya hendak ke Boston itu, Bayu bercerita dia membaca tulisan Lentera Jiwa yang saya tulis itu melalui milis yang dikirim ke alamat emailnya. Pertanyaan Bayu itu tidak sempat saya jawab. Saya sudah harus berangkat sementara dia juga sudah harus memeriksa paspor penumpang lain. 

Di atas pesawat, pikiran saya masih terganggu oleh pertanyaan Bayu. Apakah setiap orang akan menemukan Lentera Jiwanya? Pertanyaan yang seakan mewakili pertanyaan banyak pembaca tulisan Lentera Jiwa. Memang, setelah tulisan itu saya muat di Andys Corner, entah siapa yang memulai, dalam tempo singkat tulisan tersebut beredar dari milis ke milis, ke berbagai alamat email, dan akhirnya berbalik ke saya melalui email, sms, bahkan facebook. 

Tanggapan atas tulisan itu macam-macam. Sudut pandangnya juga berbeda-beda. Setiap orang memberikan tanggapan sesuai persepsi masing-masing. Sungguh menarik. Bahkan ketika saya menjadi tamu di sebuah radio di Kemang, yang mengangkat topik soal Lentera Jiwa, tanggapan yang masuk juga beraneka ragam. Sebagian pendengar mengatakan dalam hal pekerjaan, mereka lebih mencari aEsamanaEt dengan menjadi karyawan di sebuah karena risikonya lebih kecil. Sementara pendengar lain mengaku lebih memilih berwirausaha daripada bekerja untuk orang dan tidak bahagia. Lentera jiwa oleh mereka dimaknai sangat sempit: Siapa yang bekerja untuk dirinya sendiri, merekalah yang sudah menemukan lentera jiwanya. Sementara mereka yang bekerja sebagai pegawai di perusahaan, adalah mereka yang belum menemukan lentera jiwanya. 

Menerjemahkan lentera jiwa secara sempit seperti itu sungguh menyesatkan. Lentera jiwa seseorang tidak ditentukan oleh apakah dia bekerja untuk orang lain sebagai karyawan atau bekerja untuk dirinya sendiri. Lentera jiwa seseorang juga tidak ditentukan oleh jabatan, pangkat, gaji, atau jenis pekerjaan. Siapa pun dia, apapun pangkatnya, jabatannya, dan apapun jenis pekerjaan serta berapa pun gajinya, dia bisa saja menemukan lentera jiwanya. Pangkat tinggi, posisi di puncak, dan gaji besar bukan ukuran yang dipakai untuk menilai apakah seseorang sudah menemukan lentera jiwanya atau belum. Banyak yang yang memiliki kedudukan tinggi, gaji bedar, ternyata tidak bahagia dalam pekerjaannya. 

Kalaupun dia tetap bertahan, lebih karena faktor rasa aman, tidak berani mengambil risiko, atau sudah pada tahap aEsnrimoaEt atas nasibnya.Orang semacam ini belum menemukan lentera jiwanya. Ukuran yang paling sederhana untuk mengukur apakah dalam bekerja, dalam berkarir, kita sudah menemukan lentera jiwa kita atau belum adalah kebahagiaan. Apakah dalam mengerjakan tugas kita sehari-hari kita bahagia? Tidak perduli apakah kita bekerja sebagai karyawan atau wirausaha, apakah kita bahagia? Tidak perduli gaji kita kecil atau besar, apakah kita senang mengerjakan tugas yang diberikan kepada kita? Apakah kita mengerjakannya dengan hati atau sekadar demi mempertahankan hidup? Suatu malam, menjelang toko-toko tutup di sebuah mega mall di Jakarta, saya ke toilet. Ruangannya bersih dan harum. Ada dua petugas cleaning service sedang bekerja. 

Mereka begitu ceria, begitu riang. Padahal di tengah malam itu hampir semua orang sudah kehabisan enerji. Kok mereka masih bersemangat? Karena penasaran, saya bertanya kepada mereka mengapa terlihat ceria. Bukankah pekerjaan membersihkan toilet pekerjaan yang tidak menyenangkan? Mereka balik menatap saya dengan pandangan aneh. Kami senang kok mengerjakannya, ujar salah satu dari mereka. Beberapa hari kemudian, seorang pembaca Andy's Corner memberi komentar tentang tulisan Lentera Jiwa. Isinya kurang lebih begini, aEsPak Andy, saya bekerja sebagai office boy. 

Saya bahagia mengerjakan tugas-tugas saya karena saya bisa melayani orang lain. Saya sudah menemukan Lentera Jiwa saya. Dua kisah di atas mungkin bisa menunjukkan lentera jiwa itu bukan milik mereka yang berkedudukan tinggi atau bergaji besar. Jika Anda bekerja sebagai pegawai negeri dan Anda bahagia mengerjakan tugas-tugas Anda, dan pekerjaan itu sesuai dengan cita-cita Anda sewaktu sekolah dulu, boleh jadi Anda sudah menemukan lentera jiwa Anda. Begitu pula Anda yang keluar dari pekerjaan Anda sebagai karyawan, dan mengambil risiko meninggalkan kedudukan dan gaji tetap Anda, untuk merintis usaha yang Anda sukai dan ternyata membuat Anda bahagia , bisa jadi Anda juga sudah menemukan lentera jiwa Anda. Kembali ke pertanyaan Bayu tadi, apakah setiap orang bisa menemukan lentera jiwanya? Jawabannya relatif. 

Ada yang sudah tahu lentera jiwanya ada di tempat lain, bukan di tempat dia bekerja sekarang, tetapi dia tidak berani atau tidak mampu menggapainya. Tidak mampu atau tidak berani karena risiko yang dihadapi terlalu tinggi. Boleh jadi karena dia harus memikirkan keluarga, anak, istri, atau suami. Memikirkan orang-orang yang secara finansial bergantung padanya. Jika dia meninggalkan pekerjaan yang sekaranguntuk mengejar lentera jiwanya, bisa jadi dia bahagia tetapi orang lain tidak. 

Ada juga yang sampai sejauh ini belum mengetahui secara persis apa lentera jiwanya. Dia belum enemukan pekerjaan apa yang dapatmembuatnya bahagia dan bergairah untuk menjalaninya. Ada juga yang karena tidak ada pilihan. Sudah mendapat pekerjaan yang sekarang saja sudah patut disyukuri. Boro-boro mengejar lentera jiwanya. 

Lentera jiwa bukan persoalan salah atau benar. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar di sini. Persoalannya hanya pada keinginan kita untuk mencari kebahagiaan sebagai manusia. Dalam hal ini konteksnya adalah pekerjaan dan karir. Namun untuk mencapai kebahagiaan tersebut kadang seseorang harus menempuh risiko. Risiko itulah yang juga saya tempuh ketika harus memilih apakah bekerja untuk Majalah TEMPO yang sudah besar atau menjadi reporter di koran Bisnis Indonesia yang baru diterbitkan. 

Juga ketika memilih pindah ke Majalah MATRA justru pada saat karir saya di Bisnis Indonesia sedang menanjak pesat. Bukannya jantung istri saya tidak mau copot ketika saya memutuskan pindah dari MATRA, dalam posisi menuju pemimpin redaksi, ke harian Media Indonesia yang baru bangkit setelah harian Prioritas dibreidel. Pada saat itu, jangan ditanya soal finansial. Secara finansial saya jauh dari mapan. 

Apalagi saya harus membantu kehidupan kakak-kakak saya. Tetapi ada sesuatu dalam hati ini yang selalu menganggu. Sesuatu yang terus mendorong saya untuk mendapatkan sesuatu?. Sesuatu yang membuat saya merasa bahagia. Mungkin itu yang kini saya sadari , bahwa sesuatu itu adalah Lentera Jiwa saya.
sumber kickandy.com

Aku disini dan kau disana

Aku disini dan kau disana…

.aku tak tahu apa yang kau rasa kan,,,
saat ku pergi meninggal kan mu,,,
ku berharap apa yang ku rasa kan sama seperti apa yang kau rasa kan,,,
saat kudisini ku rasa kan rasa rindu yang bergejolak,,,
dan ku berharap kau pun begitu,,,
meskipun kau jauh disana,,,
ku selalu merasa kau ada di sisiku,,,
apa kau disana juga merindukan ku???
hanya kau yang dapat menjawab nya,,,
tapi ku selalu berharap,,,
kau tidak akan melupakanku,,,
meskipun jarak memisah kan kita,,,
namun ku yakin cinta kitan akn abadi selama nya….

07 February 2015

100 Tokoh Paling Berpengaruh Di dunia

Berikut ini adalah 100 tokoh paling berpengaruh di dunia :

1     Nabi Muhammad Penyebar agama Islam, penguasa Arabia.
2     Isaac Newton Fisikawan, pencetus Teori Gravitasi umum, Hukum gerak
3     Yesus / Nabi Isa Isa Al Masih Nasrani
4     Siddhartha Gautama (Buddha)  Pendiri agama Buddha
5     Kong Hu Cu Pendiri agama Kong Hu Cu
6     Santo Paulus Penyebar ajaran Kristen
7     Ts'ai Lun Penemu kertas
8     Johann Gutenberg Mengembangkan mesin cetak, mencetak Alkitab
9     Christopher Columbus Penjelajah, memimpin orang-orang Eropa ke Amerika
10     Albert Einstein Fisikawan, penemu Teori Relativitas
11     Louis Pasteur Ilmuwan, penemu Pasteurisasi
12     Galileo Galilei Astronom, secara akurat mengemukakan teori Heliosentris
13     Aristoteles Filsuf Yunani yang berpengaruh
14     Euclides Matematikawan, membuktikan tentang Geometri
15     Nabi Musa Nabi terbesar Yahudi
16     Charles Robert Darwin Biologis, mendeskripsikan teori Evolusi
17     Kaisar Qin Shi Huang-Di Kaisar Tiongkok
18     Augustus Caesar (Kaisar Agustus) Kaisar pertama Kekaisaran Romawi
19     Nicolaus Copernicus Astronom, salah satu tokoh Teori Heliosentris
20     Antoine Laurent Lavoisier Bapak Kimia modern, Filsuf dan Ekonom
21     Constantine yang Agung Kaisar Romawi yang menjadikan agama Kristen sebagai agama resmi negara
22     James Watt Mengembangkan Mesin uap
23     Michael Faraday Fisikawan, Kimiawan, menemukan Induksi Elektromagnetik
24     James Clerk Maxwell Fisikawan, penemu Spektrum Elektromagnetik
25     Martin Luther Pendiri agama Protestan dan aliran Lutheran
26     George Washington Presiden pertama Amerika Serikat
27     Karl Heinrich Marx Bapak Komunisme
28     Orville Wright dan Wilbur Wright Penemu Pesawat terbang
29     Genghis Khan Penakluk dari bangsa Mongol
30     Adam Smith Ekonom, pelopor Kapitalisme
31     Edward de Vere, 17th Earl of Oxford Kemungkinan menulis karya yang berkaitan dengan William
         Shakespeare
32     John Dalton Kimiawan, Fisikawan, penemu Teori Atom, Hukum Tekanan Parsial (Hukum Dalton)
33     Alexander yang Agung Penakluk dari Makedonia
34     Kaisar Napoleon Bonaparte Penakluk dari bangsa Perancis
35     Thomas Alva Edison Penemu bola lampu dan Fonograf, dll.
36     Antony van Leeuwenhoek Ahli Mikroskop, mempelajari kehidupan mikroskopis
37     William Thomas Green Morton  Pelopor Anestesiologi
38     Guglielmo Marconi Penemu Radio
39     Adolf Hitler Penakluk, memimpin Blok Poros dalam Perang Dunia II
40     Plato Filsuf Yunani
41     Oliver Cromwell Politikus Inggris dan pemimpin militer
42     Alexander Graham Bell Salah seorang penemu Telepon
43     Alexander Fleming Penemu Penisilin, memajukan Bakteriologi, Imunologi dan Kemoterapi
44     John Locke Filsuf dan Teolog liberal
45     Ludwig van Beethoven Komponis musik klasik
46     Werner Karl Heisenberg Pencetus Prinsip Ketidakpastian
47     Louis-Jacques-Mandé Daguerre  Penemu/pelopor Fotografi
48     Simon Bolivar Pahlawan nasional dari Venezuela, Kolombia, Ekuador, Peru, dan Bolivia
49     René Descartes  Filsuf Rasionalis dan matematikawan
50     Umar bin al-Khattab Khalifah Ar-Rasyidin kedua, memperluas Daulah Khilafah Islamiyah.
51     Paus Urbanus II  Penyeru Perang Salib
52     Michelangelo Buonarroti  Pelukis, pematung, arsitek
53     Asoka Raja India yang masuk dan mengembangkan agama Buddha
54     Santo Augustinus Teolog Kristen awal
55     William Harvey Penemu sirkulasi darah
56     Ernest Rutherford, 1st Baron Rutherford of Nelson Fisikawan
57     John Calvin Tokoh Reformasi Gereja, pendiri Calvinisme
58     Gregor Johann Mendel Penemu teori genetika
59     Max Karl Ernst Ludwig Planck Fisikawan, mengemukakan Termodinamika
60     Joseph Lister, 1st Baron Lister Pelaku penemuan Antiseptik yang secara besar mengurangi
         kematian akibat pembedahan
61     Nikolaus August Otto Penemu mesin pembakaran 4 tak
62     Francisco Pizarro Penakluk dari bangsa Spanyol yang menaklukkan Kerajaan Inka di Amerika
         Selatan
63     Hernando Cortes Penakluk dari bangsa Spanyolyang menaklukkan Meksiko
64     Thomas Jefferson Presiden ketiga AS
65     Ratu Isabella I Penguasa Spanyol, penyokong Cristopher Colombus
66     Joseph Stalin (Joseph Vissarionovich Dzugashvili Tokoh revolusioner dan penguasa Uni Soviet
67     Julius Caesar Penguasa Roma
68     Raja William I sang Penakluk Meletakkan pembangunan Inggris modern
69     Sigmund Freud Pendiri sekolah Freud untuk psikologi, ahli psikoanalisis
70     Edward Jenner Penemu vaksin cacar
71     Wilhelm Conrad Roentgen Penemu sinar X
72     Johann Sebastian Bach Komponis
73     Lao Tzu Pendiri Taoisme
74     Voltaire Penulis dan filsuf
75     Johannes Kepler Astronom penemu Hukum Kepler tentang pergerakan planet
76     Enrico Fermi Salah satu tokoh abad atom, Bapak Bom Atom
77     Leonhard Euler Fisikawan, matematikawan penemu Kalkulus Diferensial dan Integral serta Aljabar
78     Jean-Jacques Rousseau  Filsuf dan pengarang Prancis
79     Niccolò Machiavelli penulis Sang Pangeran (risalat politik yang berpengaruh)
80     Thomas Robert Malthus Ekonom penulis Esai Prinsip Populasi dalam Pengaruhnya pada Kemajuan
         Masa Depan pada Masyarakat
81     John Fitzgerald Kennedy Presiden AS yang mendirikan "Program Luar Angkasa Apollo"
82     Gregory Goodwin Pincus Endokrinolog, menemukan pil KB
83     Mani (en)  Nabi Iran abad ke-3, Pendiri Manicheanisme
84     Vladimir Ilyich Lenin (Vladimir Ilyich Ulyanov)     Tokoh revolusioner dan pemimpin Rusia
85     Kaisar Sui Wen Menyatukan Tiongkok, pendiri Dinasti Sui
86     Vasco da Gama Navigator, penemu rute pelayaran Eropa ke India
87     Raja Cyrus yang Agung Pendiri kekaisaran Persia
88     Tsar Peter yang Agung Mendekatkan Rusia kepada Eropa
89     Mao Zedong (Mao Tse-tung) Bapak Maoisme, komunisme Tiongkok
90     Sir Francis Bacon Filsuf, menggambarkan secara induktif metode ilmiah
91     Henry Ford Pembuat mobil model T
92     Meng Tse Filsuf, pendiri sekolah Konfusianisme]
93     Zarathustra (Zoroaster) Pendiri Zoroastrianisme
94     Ratu Elizabeth I Ratu Inggris, memperbaiki Gereja Inggris setelah Ratu Mary
95     Mikhail Sergeyevich Gorbachev Perdana Menteri Rusia yang mengakhiri Komunisme di Uni Soviet
         dan Eropa Timur
96     Raja Menes Menyatukan Mesir Hulu dan Hilir
97     Kaisar Charlemagne Kaisar Romawi Suci
98     Homer enyair epik
99     Kaisar Yustinianus I  Kaisar Romawi Timur, menaklukkan kembali sebagian Kekaisaran Romawi Barat
100   Mahavira Pendiri Jainisme

Mengkhianati Suaminya dan Berzina Karena Facebook

Ini adalah kisah pernyatan satu orang istri yg posting terhadap catatan facebooknya berkaitan dia yg terjebak perselingkuhan & perzinahan akibat (sudut tidak baik) Fb, mudah-mudahan sanggup kita jadikan renungan & mungkin pelajaran bagi kita seluruhnya.

"Pernikahanku bersama Rudi (nama samaran) telah memasuki th ke-10. Selagi itu hubunganku bersama Rudi amat sangat harmonis. Terlebih bersama kedatangan tiga buah hati kami.

Tapi, petaka di dalam keluargaku mulai sejak muncul selama saya mengenal Fb (Facebook). Gara-gara jejaring sosial inilah impianku utk membangun rumah tangga yg utuh berantakan. Saya yg sehari-hari cuma juga sebagai ibu rumah tangga tergoda dgn rayuan lelaki lain lewat Facebook.

Narasi ini berawal waktu 2009 dulu saya dikenalkan oleh suamiku berkenaan Fb. Disaat itu, saya yg cuma bekerja di dalam rumah seakan mendapat hiburan baru. Suamiku juga gemar sebab menonton diriku tak bosan menjaga anak di rumah. Sebulan mengenal Fb, saya menilai tidak ada yg spesial terhadap jaringan sosial ini. Tapi, sesudah mengenal chat (ngobrol), saya mulai sejak menikmatinya. Lebih-lebih tidak sedikit yg mau bertaaruf denganku.

Baik itu laki laki, ataupun ibu-ibu. Wajahku memang lah ayu. Kulitku putih bersih. Diwaktu ini usiaku seputar 34 thn. Saya memasang poto profil yg pass menarik di Fb. Kemungkinan ini yg menciptakan tidak sedikit orang yg tertarik utk bertaaruf semakin jauh denganku.

Dari sekian tidak sedikit lelaki yg menyapa saya di Fb, ada sekian banyak lelaki yg mengaku tertarik kepadaku. Meski kala itu saya mengemukakan bahwa saya telah punyai anak & suami. Maka, mereka tak patut utk menyukaiku.

Awalnya saya bertekad utk tak tergoda dgn bujuk rayu sebanyak lelaki di Fb. Tapi, sesudah saya mengenal Salam (samaran), semuanya beralih. Salam ialah salah satu petinggi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara di Sulsel. Salam betul-betul dapat menggoyahkan imanku. Bahasanya yg santun, & caranya dia memerhatikanku di Fb sudah menciptakan hati ini luluh.

Tiap-tiap hri kami ngobrol melalui Fb. Bahkan kami saling bertukar pikiran mengenai rumah tangga kami masing-masing. Ya … boleh dibilang kami saling curhat-curhatan. Dari sinilah perasaan aneh muncul, baik aku ataupun Salam. Hasilnya, Salam menyebut di sayangkan melalui chat & mau bertemu denganku.

Saya yg sejak awal telah tertarik bersama Salam tidak dapat menolaknya. Tetapi, saya masihlah malu-malu menyebut senang kepadanya.

Sesudah sekian bln cuma chat di Fb, kami serta sepakat buat berjumpa. Kami selanjutnya laksanakan jumpa di salah satu restoran di bilangan Makassar sektor barat. Kala itu Salam datang seseorang diri, sementara saya mengambil anak bungsuku.

Biarpun, saya menyukainya, saya tidak mau jumpa kami memunculkan fitnah. Perasaanku deg-degan diwaktu berjumpa dgn Salam. Beliau pula menyapaku dgn nada berat. Ada lainnya muncul di dalam hatiku. Di lokasi itu, Salam juga kembali menyebut ketertarikannya kepadaku. Akupun menyebutkan faktor yg sama.

Jumpa bersama Salam di restoran tersebut bukanlah factor yg terakhir. Sejak jumpa itu, kami serta tidak jarang janjian buat berjumpa. Bahkan, kadang, saya berjumpa bersama Salam seseorang diri tidak dengan mengambil anakku. Kebetulan di rumah saya mempunyai satu orang pembantu rumah tangga.

Rupanya, inilah awal dari keretakan rumah tanggaku bersama Rudi. Saya telah mulai sejak jarang di rumah tidak dengan sepengetahuan Rudi. Maklum, tiap-tiap hri Rudi bekerja sejak mulai dari pagi sampai tengah malam.

Sementara, kadang saya senantiasa berjumpa bersama Salam dari siang sampai sore. Salam sudah terhubung mataku mengenai indahnya dunia ini. Beliau menggandeng saya shopping, wisata kuliner, & mendatangi tempat-tempat hiburan lain. Ini seluruhnya kulakukan tidak dengan mesti mengeluarkan uang. Saya seolah-olah telah terjebak dalam kehidupan foya-foya.

Biarpun saya tidak jarang foya-foya dgn Salam, sikapku di rumah masih seperti biasa. Saya terus melayani suamiku kala dia baru pulang dari kantor, termasuk juga mengurus baju & makanannya diwaktu dirinya bakal ke kantor di pagi hri.

Sesudah jalan bareng dgn Salam tatkala dua bln, saya pula tidak dapat menolak ajakan Salam utk berjumpa di hotel. Disaat itu Salam telah membooking satu kamar di salah satu hotel berbintang di Makassar.

Kurang Lebih pukul 11.00, saya datang menemuinya di kamar itu. Sesudah kami berbincang-bincang selagi sekian banyak menit, saya tidak kuasa waktu Salam memeluk tubuhku. Hasilnya, saya pula terjebak, & rela melaksanakan jalinan suami istri dgn lelaki yg bukan suamiku sendiri.

Sejak histori itu, kami tidak jarang melakukannya, dari satu hotel ke hotel yg lain. Saya pula demikian menikmati kehidupanku ini. Tapi, hatiku tiap-tiap hri berteriak. Saya tidak rela mengkhianati suamiku yg telah memberiku tiga orang anak. Terlebih dia demikian baik & demikian mempercayaiku. Dia pula amat disenangi oleh keluargaku.

Saya mau lepas dari kehidupan Salam yg mesti kuakui sudah berikan warna baru dalam hidupku. Dirinya juga mengaku tulus mencintaiku. Di depanku pun beliau mengaku berdosa sudah mengkhianati istrinya. Tetapi, dia pula tidak dapat meninggalkanku.

Bln berganti bln, kehidupanku tidak ada yg beralih. Saya pula & Salam masihlah konsisten jalan bareng. Bahkan, saya makin takut kehilangannya. Tapi, peribahasa yg menyampaikan, "sepandai- pandainya tupai melompat tentu dapat jatuh juga" sudah terbukti pada diriku.

Sepandai-pandainya saya menyembunyikan hubunganku bersama Salam, hasilnya diketahui pun oleh suamiku. Saya diketahui selingkuh sesudah suamiku membaca SMS Salam yg berisi kata-kata mesra. Beliau pula memaksa saya buat mengaku. Saya dikala itu tidak dapat berbuat apa-apa. Lebih-lebih suamiku serta-merta menghubungi No. telephone seluler Salam. Awalnya Salam membantah, & mengemukakan bahwa beliau & diriku cuma berteman.

Tapi, sesudah diancam oleh suamiku, Salam mengakuinya & meminta maaf. Tetapi, suamiku telah terlanjur sakit. Dirinya juga cepat menceraikanku. Diwaktu ini saya, & Rudi tetap dalam step perceraian.

Tetapi, dalam doaku tiap-tiap selesai shalat saya memohon maaf terhadap Allah SWT, pada suamiku, terhadap anak-anakku & terhadap keluargaku dikarenakan saya sudah menyia-nyiakan cinta mereka. Saya ikhlas menerima ini seluruhnya atas konsekuensi dari perbuatanku sendiri. Tetapi, saya tetap masih menginginkan buat dapat kembali dengan dgn Rudi, & dapat saya buktikan utk jadi istri yg baik.

Pasangan Suami Istri Katolik yang Masuk Islam

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Agnes adalah sosok wanita Katolik taat. Setiap malam, ia beserta keluarganya rutin berdoa bersama. Bahkan, saking taatnya, saat Agnes dilamar Martono, kekasihnya yang beragama Islam, dengan tegas ia mengatakan, “Saya lebih mencintai Yesus Kristus dari pada manusia!”

Ketegasan prinsip Katolik yang dipegang wanita itu menggoyahkan Iman Martono yang muslim, namun jarang melakukan ibadah sebagaimana layaknya orang beragama Islam. Martono pun masuk Katolik, sekedar untuk bisa menikahi Agnes. Tepat tanggal 17 Oktober 1982, mereka melaksanakan pernikahan di Gereja Ignatius, Magelang, Jawa Tengah.

Usai menikah, lalu menyelesaikan kuliahnya di Jogjakarta, Agnes beserta sang suami berangkat ke Bandung, kemudian menetap di salah satu kompleks perumahan di wilayah Timur kota kembang. Kebahagiaan terasa lengkap menghiasi kehidupan keluarga ini dengan kehadiran tiga makhluk kecil buah hati mereka, yakni: Adi, Icha dan Rio.
Di lingkungan barunya, Agnes terlibat aktif sebagai jemaat Gereja Suryalaya, Buah Batu, Bandung. Demikan pula Martono, sang suami. Selain juga aktif di Gereja, Martono saat itu menduduki jabatan penting, sebagai kepala Divisi Properti PT Telkom Cisanggarung, Bandung.
Karena Ketaatan mereka memegang iman Katolik, pasangan ini bersama beberapa sahabat se-iman, sengaja mengumpulkan dana dari tetangga sekitar yang beragama Katolik. Mereka pun berhasil membeli sebuah rumah yang ‘disulap’ menjadi tempat ibadah (Gereja,red).
Uniknya, meski sudah menjadi pemeluk ajaran Katolik, Martono tak melupakan kedua orangtuanya yang beragama Islam. Sebagai manifestasi bakti dan cinta pasangan ini, mereka memberangkatkan ayahanda dan ibundanya Martono ke Mekkah, untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
Hidup harmonis dan berkecukupan mewarnai sekian waktu hari-hari keluarga ini. Sampai satu ketika, kegelisahan menggoncang keduanya. Syahdan, saat itu, Rio, si bungsu yang sangat mereka sayangi jatuh sakit. Panas suhu badan yang tak kunjung reda, membuat mereka segera melarikan Rio ke salah satu rumah sakit Kristen terkenal di wilayah utara Bandung.
Di rumah sakit, usai dilakukan diagnosa, dokter yang menangani saat itu mengatakan bahwa Rio mengalami kelelahan. Akan tetapi Agnes masih saja gelisah dan takut dengan kondisi anak kesayangannya yang tak kunjung membaik.
Saat dipindahkan ke ruangan ICU, Rio, yang masih terkulai lemah, meminta Martono, sang ayah, untuk memanggil ibundanya yang tengah berada di luar ruangan. Martono pun keluar ruangan untuk memberitahu Agnes ihwal permintaan putra bungsunya itu.
Namun, Agnes tak mau masuk ke dalam. Ia hanya mengatakan pada Martono, ”Saya sudah tahu.” Itu saja.
Martono heran. Ia pun kembali masuk ke ruangan dengan rasa penasaran yang masih menggelayut dalam benak.
Di dalam, Rio berucap, “Tapi udahlah, Papah aja, tidak apa-apa.”
“Papah, hidup ini hanya 1 centi. Di sana nggak ada batasnya,” lanjutnya.
Sontak, rasa takjub menyergap Martono. Ucapan bocah mungil buah hatinya yang tengah terbaring lemah itu sungguh mengejutkan. Nasehat kebaikan keluar dari mulutnya seperti orang dewasa yang mengerti agama.
Hingga sore menjelang, Rio kembali berujar, “Pah, Rio mau pulang!”
“Ya, kalau sudah sembuh nanti, kamu boleh pulang sama Papa dan Mama,” jawab Martono.
“Ngga, saya mau pulang sekarang. Papah, Mamah, Rio tunggu di pintu surga!” begitu, ucap Rio, setengah memaksa.
Belum hilang keterkejutan Martono, tiba-tiba ia mendengar ‘bisikan’ yang meminta dia untuk membimbing membacakan syahadat kepada anaknya. Ia kaget dan bingung. Tapi perlahan Rio dituntun sang ayah, Martono, membaca syahadat, hingga kedua mata anak bungsunya itu berlinang. Martono hafal syahadat, karena sebelumnya adalah seorang Muslim.
Tak lama setelah itu ‘bisikan’ kedua terdengar, bahwa setelah adzan Maghrib Rio akan dipanggil sang Pencipta. Meski tambah terkejut, mendengar bisikan itu, Martono pasrah. Benar saja, 27 Juli 1999, persis saat sayup-sayup adzan Maghrib, berkumandang Rio menghembuskan nafas terakhirnya.
Tiba jenazah Rio di rumah duka, peristiwa aneh lagi-lagi terjadi. Agnes yang masih sedih waktu itu seakan melihat Rio menghampirinya dan berkata, “Mah saya tidak mau pakai baju jas mau minta dibalut kain putih aja.”
Saran dari seorang pelayat Muslim, bahwa itu adalah pertanda Rio ingin dishalatkan sebagaimana seorang Muslim yang baru meninggal.
Setelah melalui diskusi dan perdebatan diantara keluarga, jenazah Rio kemudian dibalut pakaian, celana dan sepatu yang serba putih kemudian dishalatkan. Namun, karena banyak pendapat dari keluarga yang tetap harus dimakamkan secara Katolik, jenazah Rio pun akhirnya dimakamkan di Kerkov. Sebuah tempat pemakaman khusus Katolik, di Cimahi, Bandung.
Sepeninggal Rio ...
Sepeninggal anaknya, Agnes sering berdiam diri. Satu hari, ia mendengar bisikan ghaib tentang rumah dan mobil. Bisikan itu berucap, “Rumah adalah rumah Tuhan dan mobil adalah kendaraan menuju Tuhan.”
Pada saat itu juga Agnes langsung teringat ucapan mendiang Rio semasa TK dulu, ”Mah, Mbok Atik nanti mau saya belikan rumah dan mobil!” Mbok Atik adalah seorang muslimah yang bertugas merawat Rio di rumah.
Saat itu Agnes menimpali celoteh si bungsu sambil tersenyum, “Kok Mamah ga dikasih?”
“Mamah kan nanti punya sendiri” jawab Rio, singkat.
Entah mengapa, setelah mendengar bisikan itu, Agnes meminta suaminya untuk mengecek ongkos haji waktu itu. Setelah dicek, dana yang dibutuhkan Rp. 17.850.000.
Dan yang lebih mengherankan, ketika uang duka dibuka, ternyata jumlah totalnya persis senilai Rp 17.850.000, tidak lebih atau kurang sesenpun. Hal ini diartikan Agnes sebagai amanat dari Rio untuk menghajikan Mbok Atik, wanita yang sehari-hari merawat Rio di rumah.
Singkat cerita, di tanah suci, Mekkah, Mbok Atik menghubungi Agnes via telepon. Sambil menangis ia menceritakan bahwa di Mekkah ia bermimpi bertemu Rio. Si bungsu yang baru saja meninggalkan alam dunia itu berpesan dalam mimpinya, “Kepergian Rio tak usah terlalu dipikirkan. Rio sangat bahagia disini. Kalo Mama kangen, berdoa saja.”
Namun, pesan itu tak lantas membuat Agnes tenang. Bahkan Agnes mengalami depresi cukup berat, hingga harus mendapatkan bimbingan dari seorang Psikolog selama 6 bulan.
Satu malam saat tertidur, Agnes dibangunkan oleh suara pria yang berkata, “Buka Alquran surat Yunus!”. Namun, setelah mencari tahu tentang surat Yunus, tak ada seorang pun temannya yang beragama Islam mengerti kandungan makna di dalamnya. Bahkan setelah mendapatkan Al Quran dari sepupunya, dan membacanya berulang-ulang pun, Agnes tetap tak mendapat jawaban.
“Mau Tuhan apa sih?!” protesnya setengah berteriak, sembari menangis tersungkur ke lantai. Dinginnya lantai membuat hatinya berangsur tenang, dan spontan berucap, “Astaghfirullah…”
Tak lama kemudian, akhirnya Agnes menemukan jawabannya sendiri di surat Yunus ayat 49: “Katakan tiap-tiap umat mempunyai ajal. Jika datang ajal, maka mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) mendahulukannya”.
Beberapa kejadian aneh yang dialami sepeninggal Rio, membuat Agnes berusaha mempelajari Islam lewat beberapa buku. Hingga akhirnya wanita penganut Katolik taat ini berkata, “Ya Allah, terimalah saya sebagai orang Islam, saya tidak mau di-Islamkan oleh orang lain!”.
Setelah memeluk Islam, Agnes secara sembunyi-sembunyi melakukan shalat. Sementara itu, Martono, suaminya, masih rajin pergi ke gereja. Setiap kali diajak ke gereja Agnes selalu menolak dengan berbagai alasan.
Sampai suatu malam, Martono terbangun karena mendengar isak tangis seorang perempuan. Ketika berusaha mencari sumber suara, betapa kagetnya Martono saat melihat istri tercintanya, Agnes, tengah bersujud dengan menggunakan jaket, celana panjang dan syal yang menutupi aurat tubuhnya.
“Lho kok Mamah shalat,” tanya Martono.
“Maafkan saya, Pah. Saya duluan, Papah saya tinggalkan,” jawab Agnes lirih.
Ia pasrah akan segala resiko yang harus ditanggung, bahkan perceraian sekalipun.
Martono pun Akhirnya Kembali ke Islam ...
Sejak keputusan sang istri memeluk Islam, Martono seperti berada di persimpangan. Satu hari, 17 Agustus 2000, Agnes mengantar Adi, putra pertamanya untuk mengikuti lomba adzan yang diadakan panitia Agustus-an di lingkungan tempat mereka tinggal.
Adi sendiri tiba-tiba tertarik untuk mengikuti lomba adzan beberapa hari sebelumnya, meski ia masih Katolik dan berstatus sebagai pelajar di SMA Santa Maria, Bandung. Martono sebetulnya juga diajak ke arena perlombaan, namun menolak dengan alasan harus mengikuti upacara di kantor.
Di tempat lomba yang diikuti 33 peserta itu, Gangsa Raharjo, Psikolog Agnes, berpesan kepada Adi, “Niatkan suara adzan bukan hanya untuk orang yang ada di sekitarmu, tetapi niatkan untuk semesta alam!” ujarnya.
Hasilnya, suara Adzan Adi yang lepas nan merdu, mengalun syahdu, mengundang keheningan dan kekhusyukan siapapun yang mendengar. Hingga bulir-bulir air mata pun mengalir tak terbendung, basahi pipi sang Ibunda tercinta yang larut dalam haru dan bahagia. Tak pelak, panitia pun menobatkan Adi sebagai juara pertama, menyisihkan 33 peserta lainnya.
Usai lomba Agnes dan Adi bersegera pulang. Tiba di rumah, kejutan lain tengah menanti mereka. Saat baru saja membuka pintu kamar, Agnes terkejut melihat Martono, sang suami, tengah melaksanakan shalat. Ia pun spontan terkulai lemah di hadapan suaminya itu. Selesai shalat, Martono langsung meraih sang istri dan mendekapnya erat.
Sambil berderai air mata, ia berucap lirih, “Mah, sekarang Papah sudah masuk Islam.”
Mengetahui hal itu, Adi dan Icha, putra-putri mereka pun mengikuti jejak ayah dan ibunya, memeluk Islam.
Perjalanan panjang yang sungguh mengharu biru. Keluarga ini pun akhirnya memulai babak baru sebagai penganut Muslim yang taat. Hingga kini, esok, dan sampai akhir zaman. Insya Allah.
========================================================================
- (Profil Bapak Martono dan Ibu Agnes juga bisa disimak di Situs Pondok Pesantren Baitul Hidayat (http://baitulhidayah.org/profil-pewakaf/) yang merupakan wakaf dari mereka berdua) -
By : Muhammad Yasin. Diterbitkan oleh Tabloid Alhikmah edisi 32
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....
Wallahu a'lam bishshawab, ..
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …
…. Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa’atuubu Ilaik ….

Balita yang Membuat Ribuan Orang Masuk Islam

Mungkin saja Anda terheran-heran bahkan juga tak yakin, bila ada orang yang katakan bahwa di zaman moderen ini ada seseorang anak dari keluarga non Muslim yang hafal Al Qur’an serta dapat shalat pada usia 1, 5 th., kuasai lima bhs asing pada umur 5 th., serta sudah mengislamkan kian lebih 1. 000 orang pada umur yang sama. Namun begitulah kenyatannya, serta karena itu ia dikatakan sebagai bocah ajaib ; suatu sinyal kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Syarifuddin Khalifah, nama bocah itu. Ia dilahirkan di kota Arusha, Tanzania. Tanzania yaitu suatu negara di Afrika Timur yang berpenduduk 36 juta jiwa. Seputar 35 % penduduknya beragama Islam, disusul Kristen 30 % serta bekasnya bermacam keyakinan terlebih animism. Tetapi, kota Arusha tempat kelahiran Syarifuddin Khalifah sebagian besar penduduknya beragama Katolik. Di urutan ke-2 yaitu Kristen Anglikan, lalu Yahudi, baru Islam serta paling akhir Hindu.

Seperti umumnya masyarakat Ashura, orang-tua Syarifuddin Khalifah juga beragama Katolik. Ibunya bernama Domisia Kimaro, sedang ayahnya bernama Francis Fudinkira. Satu hari di bln. Desember 1993, tangis bayi membahagiakan keluarga itu. Sadar bahwa bayinya laki-laki, mereka lebih senang lagi.

Seperti pemeluk Katolik yang lain, Domisia serta Francis juga menyongsong bayinya dengan ritual-ritual Nasrani. Mereka juga berkemauan membawa bayi manis itu ke Gereja untuk dibaptis secepat-cepatnya. Tak ada yang aneh waktu mereka mengambil langkah ke Gereja. Tetapi saat mereka nyaris masuk altar gereja, mereka dikagetkan dengan nada yang aneh. Nyatanya nada itu yaitu nada bayi mereka. “Mama usinibibaptize, naamini kwa Allah wa jumbe wake Muhammad! ” (Ibu, tolong janganlah baptis saya. Saya yaitu orang yang beriman pada Allah serta RasulNya, Muhammad). Mendengar itu, Domisia serta Francis gemetar. Keringat dingin bercucuran. Sesudah beradu pandang serta sedikit terlibat perbincangan, mereka mengambil keputusan untuk membawa kembali bayinya pulang. Tak jadi membaptisnya.

Awal Maret 1994, saat usianya melalui dua bln., bayi itu senantiasa menangis saat akan disusui ibunya. Domisia terasa bingung serta cemas bayinya kurang gizi bila tidak ingin minum ASI. Namun, diagnose dokter menyebutkan ia sehat. Kecemasan Domisia tak dapat dibuktikan. Bayinya sehat tanpa ada kekurangan satu apa. Tak ada penjelasan apa pun kenapa Allah mentakdirkan Syarifuddin Khalifah tidak ingin minum ASI dari ibunya sesudah dua bln.. “Apakah lantaran ibunya yaitu seseorang Kristiani? Ataukah ini adalah fase keunikan-keunikan yang setelah itu bakal banyak menemani kehiduan anak ini hingga dia di kenal jutaan manusia di semua dunia juga sebagai anak ajaib? ” Bertanya penulis pada halaman 47.

Di dalam rutinitas bayi-bayi belajar mengatakan satu suku kata seperti panggilan “Ma” atau yang lain, Syarifuddin Khalifah pada usianya yang baru empat bln. mulai keluarkan lafal-lafal “aneh. ” Sebagian tetangga dan keluarga Domisia serta Francis terheran-heran lihat bayi itu bicara. Mulutnya bergerak pelan serta berbunyi : ”Fatuubuu ilaa baari'ikum faqtuluu anfusakum dzaalikum khairun lakum ‘inda baari-ikum, fataaba ‘alaikum innahuu huwat tawwabur rahiim. ”

Beberapa orang yang takjub menyebabkan kegaduhan sesaat tetapi lalu mereka diam dalam keheningan. Sayangnya, saat itu mereka tak tahu bahwa yang di baca Syarifuddin Khalifah yaitu QS. Al Baqarah ayat 54.

Domisia cemas anaknya kerasukan syetan. Ia juga membawa bayi itu ke pastur, namun masih tetap saja Syarifuddin Khalifah mengulang-ulang ayat itu. Sampai lalu narasi bayi kerasukan syetan itu terdengar oleh Abu Ayub, salah seseorang Muslim yang tinggal di daerah itu. Saat Abu Ayub datang, Syarifuddin Khalifah juga membaca ayat itu. Tidak kuasa lihat sinyal kebesaran Allah, Abu Ayub sujud sukur di dekat bayi itu.

“Francis serta Domisia, sebenarnya anak kalian tak kerasukan syetan. Apa yang dibacanya yaitu ayat-ayat Al Qur’an. Intinya ia mengajak kalian bertaubat pada Allah…” kata Abu Ayub.

Sekian waktu kemudian Abu Ayub datang lagi dengan membawa mushaf. Ia menunjukkan pada Francis serta Domisia ayat-ayat yang di baca oleh bayinya. Mereka berdua perlu saat dalam pergulatan batin untuk beriman. Keduanya juga pada akhirnya memperoleh hidayah. Mereka masuk Islam. Setelah masuk Islam tersebut mereka memberi nama untuk anaknya juga sebagai “Syarifuddin Khalifah”.

Keajaiban selanjutnya nampak pada umur 1, 5 th.. Saat itu, Syarifuddin Khalifah dapat lakukan shalat dan menghafal Al Qur’an serta Bible. Lantas pada umur 4-5 th., ia kuasai lima bhs. Pada umur itu Syarifuddin Khalifah mulai lakukan safari dakwah ke beragam penjuru Tanzania sampai ke luar negeri. Akhirnya, kian lebih seribu orang masuk Islam.

Narasi komplit serta detil perihal Syarifuddin Khalifah dapat Anda peroleh di buku “Mukjizat dari Afrika, Bocah yang Mengislamkan Beberapa ribu Orang ; Syarifuddin Khalifah” ini. Berisi yang menarik dengan bhs yang mengalir dan nampaknya bikin buku ini jadi megabestseller, seperti dikampanyekan dalam cover depannya. Terdaftar, dalam rentang empat bln. saja buku karya Mujahidin Nur ini sudah naik bikin sejumlah delapan kali.
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com