22 April 2010

Kota Kota Termahal Di Asia

Bertahun-tahun Jepang mendapat julukan “Kehormatan” sebagai Negara dengan kota-kota termahal di Asia. Namun, berkat merosotnya nilai tukar dollar AS dan naiknya mata uang asia, Tokyo bukan lagi kota paling mahal di asia. Menurut ECA international, firma konsultan di London, seoul telah merebut “mahkota” kota termahal dari Tokyo sejak 3 tahun terakhir. Itu terjadi karena apresiasi nilai won sudah naik 13% terhadap dollar AS dalam 4 tahun terakhir. “Biaya hidup di ibukota korea selatan itu hampir 10% lebih mahal dibanding Tokyo”,kata Lee Quane, General Manager ECA untuk Hongkong.



Namun para pelancong yang ingin berhemat tak perlu buru-buru memoles kemampuan bahasa jepang mereka. Tokyo, yokohama dan kobe hanya kalah tipis dari seoul dalam daftar kota-kota mahal. Sementara itu, kota-kota asia lain ternyata juga mulai mengejar , contohnya Beijing dan Shanghai. Keduanya mulai naik peringkat dengan cepat ketika pemerintahan China akhirnya mengizinkan mata uangnya, Yuan, dipatok berdasarkan dollar AS. Singapura juga makin mahal. Lalu, apa kabar baiknya? Bangalore, sentra alih kerja India itu menduduki no. 19 dalam daftar ECA. Dan, untuk tempat paling murah? Ulan Bator, ibukota Mongolia-lah tempatnya.

Berikut ini adalah beberapa kota termahal versi tabloid BusinessWeek :

1. Seoul

Dari 20 kota yang disurvei ECA, ibukota korea selatan ini paling mahal di asia. Mungkin kota ini akan tetap menjadi yang termahal hingga beberapa tahun kedepan. Dengan boom ekspor dan tekanan inflasi yang meningkat, Bank of Korea telah membuat tingkat suku bunga mencapai level tertinggai dalam 6 tahun terakhir. Ini membuat apresiasi won bisa makin tinggi lagi.

Harga tiket nonton film : $ 8,67
Harga makan siang sederhana : $ 18,09
Harga mesin cuci : $ 1096,82
Harga 1 kg beras : $ 5,07
Harga sekaleng minuman ringan : $ 1,07

2. Tokyo

Tak mengherankan bahwa orang-orang asing di Tokyo sering kaget ketika melihat label harga barang. Tiket menonton film saja bisa mencapai $ 15. Bagaimana jika sedang ngebet ingin makan Domino’s Pizza dengan sosis dan jamur? Anda harus menyiapkan uang sebesar $25.

Harga tiket nonton film : $ 14,59
Harga makan siang sederhana : $ 12,62
Harga mesin cuci : $ 839,92
Harga 1 kg beras : $ 6,10
Harga sekaleng minuman ringan : $ 1,35

3. Yokohama

Sebagai kota pelabuhan yang dekat dengan ibukota Jepang, Yokohama bagi Tokyo tak ubahnya Newark bagi New York atau Oakland bagi San Francisco. Meski sangat kalah glamor dibanding Tokyo, Yokohama masih menjadi kota termahal ke- 3 di asia. Nyatanya, dengan yen Jepang menguat 3.5% terhadap dollar AS, harga tetap tidak menjadi lebih terjangkau.

Harga tiket nonton film : $ 14,80
Harga makan siang sederhana : $ 12,5
Harga mesin cuci : $ 771,80
Harga 1 kg beras : $ 5,36
Harga sekaleng minuman ringan : $ 1,42

4. Kobe
Kota di Kansai, atau bagian barat Jepang ini terkenal di seantero dunia karena daging Kobe yang terkenal (dan juga termahal). Gempa bumi terparah di Jepang dalam beberapa dekade ini sempat merusak Kobe pada 1995. Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter itu menghancurkan bangunan-bangunan di kota pelabuhan tersebut.

Harga tiket nonton film : $ 15,01
Harga makan siang sederhana : $ 11,26
Harga mesin cuci : $ 665,31
Harga 1 kg beras : $ 5,05
Harga sekaleng minuman ringan : $ 0,83

5. Hongkong

Selain harga makanan tinggi, para ekspatriat di Hong Kong juga dipusingkan dengan harga sewa yang termasuk paling mengerikan di dunia. Namun demikian,, daftar tunggu di sekolah-sekolah international masih cukup panjang. Salah satunya disebabkan banyak perusahaan mengirimkan pegawai yang masih punya anak kecil ke kota itu. Perusahaan-perusahaan multinasional bersaing keras mencari ruang kantor di gedung-gedung pencakar langit seperti menara IFC baru di Central.

Harga tiket nonton film : $ 8,64
Harga makan siang sederhana : $ 12,43
Harga mesin cuci : $ 531,48
Harga 1 kg beras : $ 1,70
Harga sekaleng minuman ringan : $ 0,83

6. Taipei

Selama berpuluh tahun, pemerintah Taiwan tak banyak memerhatikan ibu kotanya yang kumuh, yang semestinya hanya menjadi rumah sementara bagi kaum Nasionalis sebelum menaklukkan kembali China Daratan. Kini, di Taipei terdapat sejumlah distrik hiburan paling mewah di Asia segaligus gedung tertinggi di dunia, Menara Taipei 101 (one o one).

Harga tiket nonton film : $ 8,35
Harga makan siang sederhana : $ 9,65
Harga mesin cuci : $ 852,91
Harga 1 kg beras : $ 2,34
Harga sekaleng minuman ringan : $ 0,81

7. Beijing


Mata uang China yang menguat 7% atas dollar AS dalam empat tahun terakhir membuat Beijing dan kota-kota China lain menjadi lebih mahal bagi orang AS. Dengan adanya Olimpiade 2008, Beijing telah melakukan renovasi besar-besaran. Bahkan, bangunan-bangunan tua di tengah kota dekat Lapangan Tiananmen pun tak luput dari terjangan buldoser.

Harga tiket nonton film : $ 8,39
Harga makan siang sederhana : $ 14,78
Harga mesin cuci : $ 627,81
Harga 1 kg beras : $ 2,38
Harga sekaleng minuman ringan : $ 0,67

8. Shanghai

Apresiasi yuan membuat biaya hidup menjadi lebih mahal bagi para ekspatriat di sentra komersial China tersebut. Lebih dari 150 perusahaan multinasional telah mendirikan kantor pusat regional di distrik-distrik seperti Pudong. Ini berdampak pada makin tingginya biaya perumahan. Kota tersebut mengaku mempunyai bar-bar dan restoran-restoran termahal di negara itu.

Harga tiket nonton film : $ 9,06
Harga makan siang sederhana : $ 13,48
Harga mesin cuci : $ 564,28
Harga 1 kg beras : $ 2,08
Harga sekaleng minuman ringan : $ 0,6

9. Singapura

Kenaikan pajak penjualan baru-baru ini (menjadi 7% dari sebelumnya 5%) akan membuat Negara kota itu makin mahal bagi ekspatriat. Tetapi Singapura masih tak semahal rival utamanya, Hongkong. Pemerintah Negara itu berniat menghapuskan citra Singapura sebagai tempat yang membosankan. Kompleks seni budaya Esplanade berbentuk unik yang dibuka pada 2002 berperan penting dalam rencana tersebut.

Harga tiket nonton film : $ 5,78
Harga makan siang sederhana : $ 11,44
Harga mesin cuci : $ 427,13
Harga 1 kg beras : $ 1,61
Harga sekaleng minuman ringan : $ 0,81

10. Jakarta


Satu dasawarsa setelah krisis finansial melanda Asia, perekonomian Indonesia tumbuh berkat naiknya permintaan local, seperti penjualan mobil meningkat 32% dalam paruh pertama tahun ini. Namun, inflasi menjadi batu sandungan. Harga barang naik lebih dari 6% dalam periode yang sama disbanding tahun sebelumnya. Di kawasan Asia, mata uang Indonesia berkinerja paling buruk. Tahun 2007 nilai rupiah turun sebesar 3,4%.

Harga tiket nonton film : $ 6,29
Harga makan siang sederhana : $ 11,57
Harga mesin cuci : $ 661,76
Harga 1 kg beras : $ 2,30
Harga sekaleng minuman ringan : $ 0,91

Adolf Hitler pernah bersembunyi di Indonesia

Adolf Hitler

Jika saja ada yang rajin menyimpan klipingan artikel harian “Pikiran Rakyat” sekitar tahun 1983, tentu akan menemukan tulisan dokter Sosrohusodo mengenai pengalamannya bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman bernama Poch di pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960. Dokter tua itu kebetulan memimpin sebuah rumah sakit besar di pulau tersebut.  

Tapi bukan karena mengupas kerja dokter Poch, jika kemudian artikel itu menarik perhatian banyak orang, bahkan komentar sinis dan cacian! Namun kesimpulan akhir artikel itulah yang membuat banyak orang mengerutkan kening. Sebab dengan beraninya Sosro mengatakan bahwa dokter tua asal Jerman yang pernah berbincang-bincang dengannya, tidak lain adalah Adolf Hitler, mantan diktator Jerman yang super terkenal karena telah membawa dunia pada Perang Dunia II!
Beberapa “bukti” diajukannya, antara lain dokter Jerman tersebut cara berjalannya sudah tidak normal lagi, kaki kirinya diseret. Tangan kirinya selalu gemetar. Kumisnya dipotong persis seperti gaya aktor Charlie Chaplin, dengan kepala plontos. Kondisi itu memang menjadi ciri khas Hitler pada masa tuanya, seperti dapat dilihat sendiri pada buku-buku yang menceritakan tentang biografi Adolf Hitler (terutama saat-saat terakhir kejayaannya), atau pengakuan Sturmbannführer Heinz Linge, bekas salah seorang pembantu dekat sang Führer. Dan masih banyak “bukti” lain yang dikemukakan oleh dokter Sosro untuk mendukung dugaannya.

Keyakinan Sosro yang dibangunnya dari sejak tahun 1990-an itu hingga kini tetap tidak berubah. Bahkan ia merasa semakin kuat setelah mendapatkan bukti lain yang mendukung ‘penemuannya’. “Semakin saya ditentang, akan semakin keras saya bekerja untuk menemukan bukti-bukti lain,” kata lelaki yang lahir pada tahun 1929 di Gundih, Jawa Tengah ini ketika ditemui di kediamannya di Bandung.
Andai saja benar dr. Poch dan istrinya adalah Hitler yang tengah melakukan pelarian bersama Eva Braun, maka ketika Sosro berbincang dengannya, pemimpin Nazi itu sudah berusia 71 tahun, sebab sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler dilahirkan tanggal 20 April 1889. “Dokter Poch itu amat misterius. Ia tidak memiliki ijazah kedokteran secuilpun, dan sepertinya tidak menguasai masalah medis,” kata Sosro, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sempat bertugas di pulau Sumbawa Besar ketika masih menjadi petugas kapal rumah sakit Hope.
Sebenarnya, tumbuhnya keyakinan pada diri Sosro mengenai Hitler di pulau Sumbawa Besar bersama istrinya Eva Braun, tidaklah suatu kesengajaan. Ketika bertugas di pulau tersebut dan bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman, yang ada pada benak Sosro baru tahap kecurigaan saja.
Meskipun begitu, ia menyimpan beberapa catatan mengenai sejumlah “kunci” yang ternyata banyak membantu. Perhatiannya terhadap literatur tentang Hitler pun menjadi kian besar, dan setiap melihat potret tokoh tersebut, semakin yakin Sosro bahwa dialah orang tua itu, orang tua yang sama yang bertemu dengannya di sebuah pulau kecil d Indonesia!
Ketidaksengajaan itu terjadi pada tahun 1960, berarti sudah dua puluh tahun lebih ia meninggalkan pulau Sumbawa Besar.
Suatu saat, seorang keponakannya membawa majalah Zaman edisi no.15 tahun 1980. Di majalah itu terdapat artikel yang ditulis oleh Heinz Linge, bekas pembantu dekat Hitler, yang berjudul “Kisah Nyata Dari Hari-Hari Terakhir Seorang Diktator”, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.
Pada halaman 59, Linge mula-mula menceritakan mengenai bunuh diri Hitler dan Eva Braun, serta cara-cara membakar diri yang kurang masuk di akal. Kemudian Linge membeberkan keadaan Hitler pada waktu itu.
“Beberapa alinea dalam tulisan itu membuat jantung saya berdetak keras, seperti menyadarkan saya kembali. Sebab di situ ada ciri-ciri Hitler yang juga saya temukan pada diri si dokter tua Jerman. Apalagi setelah saya membaca buku biografi ‘Hitler’. Semuanya ada kesamaan,” ungkap ayah empat anak ini.
Heinz Linge menulis, “beberapa orang di Jerman mengetahui bahwa Führer sejak saat itu kalau berjalan maka dia menyeret kakinya, yaitu kaki kiri. Penglihatannya pun sudah mulai kurang terang serta rambutnya hampir sama sekali tidak tumbuh... kemudian, ketika perang semakin menghebat dan Jerman mulai terdesak, Hitler menderita kejang urat.”
Linge melanjutkan, “di samping itu, tangan kirinya pun mulai gemetar pada waktu kira-kira pertempuran di Stalingrad (1942-1943) yang tidak membawa keberuntungan bagi bangsa Jerman, dan ia mendapat kesukaran untuk mengatasi tangannya yang gemetar itu.” Pada akhir artikel, Linge menulis, “tetapi aku bersyukur bahwa mayat dan kuburan Hitler tidak pernah ditemukan.”
Lalu Sosro mengenang kembali beberapa dialog dia dengan “Hitler”, saat Sosro berkunjung ke rumah dr. Poch. Saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, kata Sosro, dokter tua itu memujinya. Demikian pula dia menganggap bahwa tidak ada apa-apa di kamp Auschwitz, tempat ‘pembantaian’ orang-orang Yahudi yang terkenal karena banyak film propaganda Amerika yang menyebutkannya.
“Ketika saya tanya tentang kematian Hitler, dia menjawab bahwa dia tidak tahu sebab pada waktu itu seluruh kota Berlin dalam keadaan kacau balau, dan setiap orang berusaha untuk lari menyelamatkan diri masing-masing,” tutur Sosrohusodo.
Di sela-sela obrolan, dr. Poch mengeluh tentang tangannya yang gemetar. Kemudian Sosro memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan, demikian pula tenggorokannya. Ketika itu, ia berkesimpulan bahwa kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkisonisme saja, melihat usianya yang sudah lanjut.
Yang membuat Sosro terkejut, dugaannya bahwa sang dokter mungkin terkena trauma psikis ternyata diiyakan oleh dr. Poch! Ketika disusul dengan pertanyaan sejak kapan penyakit itu bersarang, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman.
“Itu kan terjadi sewaktu tentara Jerman kalah perang di Moskow. Ketika itu Goebbels memberi tahu kamu, dan kamu memukul-mukul meja,” ucap istrinya seperti ditirukan oleh Sosro. Apakah yang dimaksud dengan Goebbels adalah Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Jerman yang terkenal setia dan dekat dengan Hitler? Istrinya juga beberapa kali memanggil dr. Poch dengan sebutan “Dolf”, yang mungkin merupakan kependekan dari Adolf!
Setelah memperoleh cemoohan sana-sini sehubungan dengan artikelnya, tekad Sosrohusodo untuk menuntaskan masalah ini semakin menggebu. Ia mengaku bahwa kemudian memperoleh informasi dari pulau Sumbawa Besar bahwa Poch sudah meninggal di Surabaya. Beberapa waktu sebelum meninggal, istrinya pulang ke Jerman. Poch sendiri konon menikah lagi dengan nyonya S, wanita Sunda asal Bandung, karyawan di kantor pemerintahan di pulau Sumbawa Besar!
Untuk menemukan alamat nyonya S yang sudah kembali lagi ke Bandung, Sosro mengakui bukanlah hal yang mudah. Namun akhirnya ada juga orang yang memberitahu. Ternyata, ia tinggal di kawasan Babakan Ciamis! Semula nyonya S tidak begitu terbuka tentang persoalan ini. Namun karena terus dibujuk, sedikit demi sedikit mau juga nyonya S berterus terang.
Begitu juga dengan dokumen-dokumen tertulis peninggalan suaminya kemudian diserahkan kepada Sosrohusodo, termasuk foto saat pernikahan mereka, plus rebewes (SIM) milik dr. Poch yang ada cap jempolnya. Dari nyonya S diketahui bahwa dr. Poch meninggal tanggal 15 Januari 1970 pukul 19.30 pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya akibat serangan jantung. Keesokan harinya dia dimakamkan di desa Ngagel.
Dalam salah satu dokumen tertulis, diakuinya bahwa ada yang amat menarik dan mendukung keyakinannya selama ini. Pada buku catatan ukuran saku yang sudah lusuh itu, terdapat alamat ratusan orang-orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia, juga coretan-coretan yang sulit dibaca. Di bagian lainnya, terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman. Meskipun tidak ada nama yang menunjukkan kepemilikan, tapi diyakini kalau buku itu milik suami nyonya S.
Di sampul dalam terdapat kode J.R. KepaD no.35637 dan 35638, dengan masing-masing nomor itu ditandai dengan lambang biologis laki-laki dan wanita. “Jadi kemungkinan besar, buku itu milik kedua orang tersebut, yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun,” tegasnya dengan suara yang agak parau.
Negara yang tertulis pada alamat ratusan orang itu antara lain Pakistan, Tibet, Argentina, Afrika Selatan, dan Italia. Salah satu halamannya ada tulisan yang kalau diterjemahkan berarti : Organisasi Pelarian. Tuan Oppenheim pengganti nyonya Krüger. Roma, Jl. Sardegna 79a/1. Ongkos-ongkos untuk perjalanan ke Amerika Selatan (Argentina).
Lalu, ada pula satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam sejarah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da imigration Europa – Genua val albaro 38. secara terpisah di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain disebutkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132.
Majalah Intisari terbitan bulan Oktober 1983, ketika membahas Klaus Barbie alias Klaus Altmann bekas polisi rahasia Jerman zaman Nazi, menyebutkan alamat tentang Val Albaro. Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat dengan Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pelarian Klaus Barbie dari Jerman ke Argentina. Pada tahun 1983 Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang menjatuhkan hukuman mati terhadapnya pada tahun 1947.
“Masih banyak alamat dalam buku ini, yang belum seluruhnya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negara-negara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pelarian Nazi!” tandasnya.
Mengenai tulisan steno, diakuinya kalau ia menghadapi kesulitan dalam menterjemahkannya ke dalam bahasa atau tulisan biasa. Ketika meminta bantuan ke penerbit buku steno di Jerman, diperoleh jawaban bahwa steno yang dilampirkan dalam surat itu adalah steno Jerman “kuno” sistem Gabelsberger dan sudah lebih dari 60 tahun tidak digunakan lagi sehingga sulit untuk diterjemahkan.


Tetapi penerbit berjanji akan mencarikan orang yang ahli pada steno Gabelsberger. Beberapa waktu lamanya, datang jawaban dari Jerman dengan terjemahan steno ke dalam bahasa Jerman. Sosrohusodo menterjemahkannya kembali ke dalam bahasa Indonesia. Judul catatan dalam bentuk steno itu, kurang lebih berarti “keterangan singkat tentang pengejaran perorangan oleh Sekutu dan penguasa setempat pada tahun 1946 di Salzburg”. Kota ini terdapat di Austria.

Di dalamnya berkisah tentang “kami berdua, istri saya dan saya pada tahun 1945 di Salzburg”. Tidak disebutkan siapakah ‘kami berdua’ di situ. Dua insan tersebut, kata catatan itu, dikejar-kejar antara lain oleh CIC (dinas rahasia Amerika Serikat). Pada pokoknya, menggambarkan penderitaan sepasang manusia yang dikejar-kejar oleh pihak keamanan.
Di dalamnya juga terdapat singkatan-singkatan yang ditulis oleh huruf besar, yang kalau diurut akan menunjukkan rute pelarian keduanya, yaitu B, S, G, J, B, S, R. “Cara menyingkat seperti ini merupakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan, seperti yang pernah saya baca dalam literatur yang lainnya,” Sosrohusodo memberikan alasan.
Dari singkatan-singkatan itu, lalu Sosro mencoba untuk mengartikannya, yang kemudian dikaitkan dengan rute pelarian. Pelarian dimulai dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo) dan R (Roma). Tentang Roma, Sosro menjelaskan bahwa itu adalah kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelariannya. Setelah itu mereka keluar dari benua tersebut menuju ke suatu tempat, yang tidak lain tidak bukan adalah pulau Sumbawa Besar di Nusantara tercinta!
Ia mengutip salah satu tulisan dalam steno tadi : “Pada hari pertama di bulan Desember, kami harus pergi ke R untuk menerima suatu surat paspor, dan kemudian kami berhasil meninggalkan Eropa”. Ini, kata Sosro, sesuai dengan data pada paspor dr. Poch yang menyebutkan bahwa paspor bernomor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir A)”. Di buku catatan berisi ratusan alamat itu, nama Dragonic dikaitkan dengan Roma, begitulah Sosro memberikan alasan lainnya.
Lalu mengenai Berlin dan Salzburg, diterangkannya dengan mengutip majalah Zaman edisi 14 Mei 1984. Dikatakan bahwa sejarah telah mencatat peristiwa jatuhnya pesawat yang membawa surat-surat rahasia Hitler yang jatuh di sekitar Jerman Timur pada tahun 1945. “Ini juga menunjukkan rute pelarian mereka,” katanya lagi.
Lalu bagaimana komentar nyonya S yang disebut-sebut Sosro sebagai istri kedua dr. Poch? Konon ia pernah berterus terang kepada Sosro. Suatu hari suaminya mencukur kumis mirip kumis Hitler, kemudian nyonya S mempertanyakannya, yang kemudian diiyakan bahwa dirinya adalah Hitler. “Tapi jangan bilang sama siapa-siapa,” begitu Sosro mengutip ucapan nyonya S.
Membaca dan menyimak ulasan dr. Sosrohusodo, sekilas seperti ada saling kait mengkait antara satu dengan yang lainnya. Namun masih banyak pertanyaan yang harus diajukan kepada Sosro, dengan tidak bermaksud meremehkan pendapat pribadinya berkaitan dengan Hitler, sebab mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara.
Bahkan Sosrohusodo sudah membuat semacam diktat yang memaparkan pendapatnya tentang Hitler, dilengkapi dengan sejumlah foto yang didapatnya dari nyonya S. Selain itu, isinya juga mengisahkan tentang pengalaman sejak dia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hingga bertugas di Bima, Kupang, dan Sumbawa Besar. Ia juga telah mengajukan hasil karyanya ke berbagai pihak, namun belum ada tanggapan. “Padahal tidak ada maksud apa-apa di balik kerja saya ini, hanya ingin menunjukkan bahwa Hitler mati di Indonesia,” katanya mantap.
Bukan hanya Sosro yang mempunyai teori tentang pelarian Hitler dari Jerman ke tempat lain, tapi beberapa orang di dunia ini pernah mengungkapkannya dalam media massa. Peluang untuk berteori seperti itu memang ada, sebab ketika pemimpin Nazi tersebut diduga mati bersama Eva Braun tahun 1945, tidak ditemukan bukti utama berupa jenazah!
Adalah tugas para pakar dalam bidang ini untuk mencoba mengungkap segala sesuatunya, termasuk keabsahan dokumen yang dimiliki oleh Sosrohusodo, nyonya S, atau makam di Ngagel yang disebut sebagai tempat bersemayamnya dr. Poch.
Mungkin para ahli forensik dapat menjelaskannya lewat penelitian terhadap tulang-tulang jenazahnya. Semua itu tentu berpulang pada kemauan baik semua pihak.

Foto Narsis Nenek Umur 70 Tahun Gemparkan Cina


Seorang wanita tua berumur 70 tahun, telah menggemparkan China bagaikan badai, setelah beberapa foto nya muncul di forum Cina. Mungkin terlihat aneh untuk wanita seusianya untuk bertindak konyol seperti itu, tetapi menurut Sun Linchong, cucu perempuannya, dan orang di belakang kamera, nenek ini sangat luar biasa terbuka dan positif dengan hal-hal baru.

Bersama-sama mereka menyiapkan beberapa alat peraga dan mengambil foto lucu, hanya untuk tertawa. Ketika upload foto set pertama dilakukan, Sun Linchong tidak tahu neneknya akan menjadi heboh di internet Cina, tetapi orang-orang yang pernah melihatnya langsung terpesona. Sekarang duo ini secara teratur meng-upload foto lucu yang tampaknya mengingatkan pemirsa, nenek yang mereka cintai.
Sumber : http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=79882

Lemparan Batu

Suatu hari, tampak seorang pengusaha muda sedang melaju di jalan raya mengendarai mobil mewah yang baru dibelinya. Perasaan puas, bangga dan senang menyelimutinya karena memiliki mobil yang sudah lama diidam-idamkan. 
Tiba-tiba, saat sedang asyik menyetir, dia melihat seorang anak kecil menggerakkan tangan ke arah mobilnya yang disusul suara keras menghantam mobil. “Pletak…!!!” Suara itu terdengar nyaring di sebelah kiri pintu mobil. Sebuah batu kecil mengenai mobil baruya. Spontan, karena kaget, pengusaha muda itu menekan rem mobil kuat-kuat. Dengan perasaan geram, mobil pun segera dimundurkan ke arah dari mana batu itu dilempar
Dia bergegas turun untuk melihat apa yang terjadi dengan pintu mobil kesayangannya. “Aduh bener-bener kurang ajar!” Dia memaki sambil tangannya mengusap sayang goresan di pintu mobil. 

Amarahnya memuncak Dengan segera matanya menangkap sosok anak kecil yang tadi dilihatnya melempar sesuatu ke arah mobilnya. Dihampiri anak itu dengan tangan terkepal menahan marah, “Hai kamu! Lihat apa yang telah kamu lakukan pada mobil kesayanganku, lihat goresan itu!” Teriaknya penuh amarah sambil bersiap-siap akan memukul. 
Si anak tampak pucat dan gemetar ketakutan. Dia berusaha meminta maaf. “Maaf Pak, maaf. Saya salah dan benar-benar minta maaf. Sebab saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.” Air mukanya tampak ngeri, matanya berkaca-kaca dan tangannya memohon ampun.

“Maaf Pak, saya melempar batu itu karena tidak ada seorang pun yang mau berhenti.” Dengan airmata berurai yang mulai berjatuhan di pipi, anak tadi menunjuk ke suatu arah. “Itu di sana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir terjatuh dari kursi rodanya dan kesakitan. Saya tidak kuat mengangkatnya dan tidak ada seorang pun yang mau behenti menolongnya,” ucapnya sambil terisak dan pandangan mata berharap.
“Tolong kakak saya Pak.” Melihat ketulusan si bocah, sang pengusaha itu tidak mampu berkata apa-apa. Amarahnya pun mulai reda. Tak lama, dia menghampiri dan mengangkat si cacat yang tengah mengerang kesakitan, lalu dia dudukkan ke kursi roda.

Si bocah pun tak henti-hentinya berterima kasih dan mengucapkan maaf. “Terima kasih Pak, semoga Tuhan membalas kebaikan hati Bapak. Dan sekali lagi maaf telah melukai mobil Bapak.” Lalu, si bocah kecil itu pun kembali mendorong kursi roda kakaknya untuk melanjutkan perjalanan. Sementara si pengusaha muda itu kembali mengendarai mobilnya sambil merenungi kejadian yang baru saja dia alami. 
“Hidup akan jauh lebih indah dan bermakna jika kita mampu menyisihkan sebagian rezeki, waktu, dan tenaga untuk memperhatikan dan membantu orang lain yang membutuhkan.”

Wahai Muslimah, Aku Iri Terhadap Kalian

Joanna Francis adalah seorang penulis dan wartawan asal AS. Dalam situs Crescent and the Cross, perempuan yang menganut agama Kristen itu menuliskan ungkapan hatinya tentang kekagumannya pada perempuan-perempuan Muslim di Libanon saat negara itu diserang oleh Israel dalam perang tahun 2006 lalu.

Apa yang ditulis Francis, meski ditujukan pada para Muslimah di Libanon, bisa menjadi cermin dan semangat bagi para Muslimah dimanapun untuk bangga akan identitasnya menjadi seorang perempuan Muslim, apalagi di tengah kehidupan modern dan derasnya pengaruh budaya Barat yang bisa melemahkan keyakinan dan keteguhan seorang Muslimah untuk tetap mengikuti cara-cara hidup yang diajarkan Islam.

Karena di luar sana, banyak kaum perempuan lain yang iri melihat kehidupan dan kepribadian para perempuan Muslim yang masih teguh memegang ajaran-ajaran agamanya. Inilah ungkapan kekaguman Francis sekaligus pesan yang disampaikannya untuk perempuan-perempuan Muslim dalam tulisannya bertajuk “Kepada Saudariku Para Muslimah”;

Ditengah serangan Israel ke Libanon dan “perang melawan teror” yang dipropagandakan Zionis, dunia Islam kini menjadi pusat perhatian di setiap rumah di AS.

Aku menyaksikan pembantaian, kematian dan kehancuran yang menimpa rakyat Libanon, tapi aku juga melihat sesuatu yang lain; Aku melihat kalian (para muslimah). Aku menyaksikan perempuan-perempuan yang membawa bayi atau anak-anak yang mengelilingin mereka. Aku menyaksikan bahwa meski mereka mengenakan pakaian yang sederhana, kecantikan mereka tetap terpancar dan kecantikan itu bukan sekedar kecantikan fisik semata.

Aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku; aku merasa iri. Aku merasa gundah melihat kengerian dan kejahatan perang yang dialami rakyat Libanon, mereka menjadi target musuh bersama kita. Tapi aku tidak bisa memungkiri kekagumanku melihat ketegaran, kecantikan, kesopanan dan yang paling penting kebahagian yang tetap terpancar dari wajah kalian.

Kelihatannya aneh, tapi itulah yang terjadi padaku, bahkan di tengah serangan bom yang terus menerus, kalian tetap terlihat lebih bahagia dari kami ( perempuan AS) di sini karena kalian menjalani kehidupan yang alamiah sebagai perempuan. Di Barat, kaum perempuan juga menjalami kehidupan seperti itu sampai era tahun 1960-an, lalu kami juga dibombardir dengan musuh yang sama. Hanya saja, kami tidak dibombardir dengan amunisi, tapi oleh tipu muslihat dan korupsi moral.

Perangkap Setan
Mereka membombardir kami, rakyat Amerika dari Hollywood dan bukan dari jet-jet tempur atau tank-tank buatan Amerika.

Mereka juga ingin membombardir kalian dengan cara yang sama, setelah mereka menghancurkan infrastruktur negara kalian. Aku tidak ingin ini terjadi pada kalian. Kalian akan direndahkan seperti yang kami alami. Kalian dapat menghinda dari bombardir semacam itu jika kalian mau mendengarkan sebagian dari kami yang telah menjadi korban serius dari pengaruh jahat mereka.

Apa yang kalian lihat dan keluar dari Hollywood adalah sebuah paket kebohongan dan penyimpangan realitas. Hollywood menampilkan seks bebas sebagai sebuah bentuk rekreasi yang tidak berbahaya karena tujuan mereka sebenarnya adalah menghancurkan nilai-nilai moral di masyarakat melalui program-program beracun mereka. Aku mohon kalian untuk tidak minum racun mereka.

Karena begitu kalian mengkonsumsi racun-racun itu, tidak ada obat penawarnya. Kalian mungkin bisa sembuh sebagian, tapi kalian tidak akan pernah menjadi orang yang sama. Jadi, lebih baik kalian menghindarinya sama sekali daripada nanti harus menyembuhkan kerusakan yang diakibatkan oleh racun-racun itu.

Mereka akan menggoda kalian dengan film dan video-video musik yang merangsang, memberi gambaran palsu bahwa kaum perempuan di AS senang, puas dan bangga berpakaian seperti pelacur serta nyaman hidup tanpa keluarga. Percayalah, sebagian besar dari kami tidak bahagia.

Jutaan kaum perempuan Barat bergantung pada obat-obatan anti-depresi, membenci pekerjaan mereka dan menangis sepanjang malam karena perilaku kaum lelaki yang mengungkapkan cinta, tapi kemudian dengan rakus memanfaatkan mereka lalu pergi begitu saja. Orang-orang seperti di Hollywood hanya ingin menghancurkan keluarga dan meyakinkan kaum perempuan agar mau tidak punya banyak anak.

Mereka mempengaruhi dengan cara menampilkan perkawinan sebagai bentuk perbudakan, menjadi seorang ibu adalah sebuah kutukan, menjalani kehidupan yang fitri dan sederhana adalah sesuatu yang usang. Orang-orang seperti itu menginginkan kalian merendahkan diri kalian sendiri dan kehilangan imam. Ibarat ular yang menggoda Adam dan Hawa agar memakan buah terlarang. Mereka tidak menggigit tapi mempengaruhi pikiran kalian.
Aku melihat para Muslimah seperti batu permata yang berharga, emas murni dan mutiara yang tak ternilai harganya. Alkitab juga sebenarnya mengajarkan agar kaum perempuan menjaga kesuciannya, tapi banyak kaum perempuan di Barat yang telah tertipu.

Model pakaian yang dibuat para perancang Barat dibuat untuk mencoba meyakinkan kalian bahwa asset kalian yang paling berharga adalah seksualitas. Tapi gaun dan kerudung yang dikenakan para perempuan Muslim lebih “seksi” daripada model pakaian Barat, karena busana itu menyelubungi kalian sehingga terlihat seperti sebuah “misteri” dan menunjukkan harga diri serta kepercayaan diri para muslimah.

Seksualiatas seorang perempuan harus dijaga dari mata orang-orang yang tidak layak, karena hal itu hanya akan diberikan pada laki-laki yang mencintai dan menghormati perempuan, dan cukup pantas untuk menikah dengan kalian. Dan karena lelaki di kalangan Muslim adalah lelaki yang bersikap jantan, mereka berhak mendapatkan yang terbaik dari kaum perempuannya.

Tidak seperti lelaki kami di Barat, mereka tidak kenal nilai sebuah mutiara yang berharga, mereka lebih memilih kilau berlian imitasi sebagai gantinya dan pada akhirnya bertujuan untuk membuangnya juga.

Modal yang paling berharga dari para muslimah adalah kecantikan batin kalian, keluguan dan segala sesuatu yang membentuk diri kalian. Tapi saya perhatikan banyak juga muslimah yang mencoba mendobrak batas dan berusaha menjadi seperti kaum perempuan di Barat, meski mereka mengenakan kerudung.
Mengapa kalian ingin meniru perempuan-perempuan yang telah menyesal atau akan menyesal, yang telah kehilangan hal-hal paling berharga dalam hidupnya? Tidak ada kompensasi atas kehilangan itu. Perempuan-perempuan Muslim adalah berlian tanpa cacat. Jangan biarkan hal demikian menipu kalian, untuk menjadi berlian imitasi. Karena semua yang kalian lihat di majalah mode dan televisi Barat adalah dusta, perangkap setan, emas palsu.

Kami Butuh Kalian, Wahai Para Muslimah!
Aku akan memberitahukan sebuah rahasia kecil, sekiranya kalian masih penasaran; bahwa seks sebelum menikah sama sekali tidak ada hebatnya.

Kami menyerahkan tubuh kami pada orang kami cintai, percaya bahwa itu adalah cara untuk membuat orang itu mencintai kami dan akan menikah dengan kami, seperti yang sering kalian lihat di televisi. Tapi sesungguhnya hal itu sangat tidak menyenangkan, karena tidak ada jaminan akan adanya perkawinan atau orang itu akan selalu bersama kita.

Itu adalah sebuah Ironi! Sampah dan hanya akan membuat kita menyesal. Karena hanya perempuan yang mampu memahami hati perempuan. Sesungguhnya perempuan dimana saja sama, tidak peduli apa latar belakang ras, kebangsaan atau agamanya.

Perasaan seorang perempuan dimana-mana sama. Ingin memiliki sebuah keluarga dan memberikan kenyamanan serta kekuatan pada orang-orang yang mereka cintai. Tapi kami, perempuan Amerika, sudah tertipu dan percaya bahwa kebahagiaan itu ketika kami memiliki karir dalam pekerjaan, memiliki rumah sendiri dan hidup sendirian, bebas bercinta dengan siapa saja yang disukai.

Sejatinya, itu bukanlah kebebasan, bukan cinta. Hanya dalam sebuah ikatan perkawinan yang bahagialah, hati dan tubuh seorang perempuan merasa aman untuk mencintai.

Dosa tidak akan memberikan kenikmatan, tapi akan selalu menipu kalian. Meski saya sudah memulihkan kehormatan saya, tetap tidak tergantikan seperti kehormatan saya semula.

Kami, perempuan di Barat telah dicuci otak dan masuk dalam pemikiran bahwa kalian, perempuan Muslim adalah kaum perempuan yang tertindas. Padahal kamilah yang benar-benar tertindas, menjadi budak mode yang merendahkan diri kami, terlalu resah dengan berat badan kami, mengemis cinta dari orang-orang yang tidak bersikap dewasa.

Jauh di dalam lubuk hati kami, kami sadar telah tertipu dan diam-diam kami mengagumi para perempuan Muslim meski sebagaian dari kami tidak mau mengakuinya. Tolong, jangan memandang rendah kami atau berpikir bahwa kami menyukai semua itu. Karena hal itu tidak sepenuhnya kesalahan kami.

Sebagian besar anak-anak di Barat, hidup tanpa orang tua atau hanya satu punya orang tua saja ketika mereka masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayang. Keluarga-keluarga di Barat banyak yang hancur dan kalian tahu siapa dibalik semua kehancuran ini. Oleh sebab itu, jangan sampai tertipu saudari muslimahku, jangan biarkan budaya semacam itu mempengaruhi kalian.

Tetaplah menjaga kesucian dan kemurnian. Kami kaum perempuan Kristiani perlu melihat bagaimana kehidupan seorang perempuan seharusnya. Kami membutuhkan kalian, para Muslimah, sebagai contoh bagi kehidupan kami, karena kami telah tersesat. Berpegang teguhlah pada kemurnian kalian sebagai Muslimah dan berhati-hatilah!
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com