12 April 2011

Aida: “Aku mau sekolah terus, tidak mau bekerja”

“Setelah selesai magister manajemen saya berencana kuliah lagi, jurusan tata boga, terus saya akan kuliah lagi jurusan apa” belum selesai  mengucapkan jurusan apa. Selanjutnya Pak Yazid tampak terkejut,  “Aida kamu masak mau sekolah terus, kapan kamu mau kerja”, sergah pak Yazid dengan penuh penasaran.
Tulisan Ummu Mumtaz (ibu rumah tangga, tinggal di Yogyakarta),- dimuat di ‘Fahma’ Vol 6 No.08 Agustus 2009, hal 16-17-  ini, banyak yang dapat kita ambil faedahnya, insya Allah.  Apa saja faedah yang bisa kita dapatkan?  Silakan temukan sendiri faedah-faedah yang berserak…. selamat mencari.

Aida setiap hari kesepian di rumah, pasalnya bapak dan ibu Aida selalu pulang sore. Aida anak tunggal, kebetulan tetangga dekat tidak mempunyai anak seusia Aida. Sepulang sekolah biasanya Aida menggunakan waktunya untuk mengulang pelajaran sekolah dan jika sudah capek beralih nonton televisi. Begitulah rutinitas Aida sehari-hari.

Ibu Aida biasanya pulang kerja pukul 16.00 WIB,  sedangkan bapak Aida pulang kerja selepas Maghrib.  Oleh-oleh kedua orangtua Aida selalu tak kelupaan buat Aida.  Kadang Aida sendiri yang pesan makanan kesukaanya, bakso.

Karena bekerja seharian ibu Dina orangtua Aida tampak capek sesampai di rumah, ibu Dina seorang manager perusahaan kertas FT Satria Makmur.  Perusahaan di mana ibu Dina menjadi manager, memiliki karyawan 10.000 orang.  Lain halnya dengan pak Yazid,  orang tua Aida ini pengawas mekanik perusahaan tekstil PT Sritex Jaya.  Karena jarak tempuh yang lebih jauh jika di banding tempat kerja ibu Dina, maka pak Yazid harus berangkat lebih dulu dan pulang belakangan.

Hari-hari Aida ditemani oleh seorang pembantu bagian dapur dan seorang pegawai taman.  Perasaan jenuh kerap menimpa Aida ketika menunggu kedua orang tua pulang kerja.  Rumah besar yang dilengkapi berbagai perabot mewah selalu sepi, kecuali sekali waktu ada teman-teman ibu Dina arisan.

Aida perlahan tapi pasti beranjak remaja.  Sekarang kelas dua SMP.  Kisah Aida yang begitu mencengangkan bermula dari kelas dua SMP.

Setiap pulang kerja ibu Aida selain tampak capek juga mengeluh tentang persoalan di tempat kerja. Ibu Aida tak menyadari ekspresi wajah dan keluhan persoalan kerjanya direkam oleh putrinya,  belum selesai ibunya bercerita,  Aida kedatangan bapaknya pulang kerja.   Cerita serupa meluncur dari pak Yazid ayah Aida.  “Hari ini sial betul saya, lima mesin macet total secara mendadak,  saya kena teguran keras pimpinan“, sambil meletakkan tas di atas meja, pak Yazid melanjutkan keluhannya.

Aida tertegun memandangi kedua orangtuanya, ia tidak mendapati tegur sapa kedua orang tuanya.  Tanpa disadari Aida terbersit pikiran negatif tentang dunia kerja.  “Wah besok aku tidak mau kerja,  kerja itu capek,  ruwet dan tidak menyenangkan,  aku akan sekolah terus saja“, pikir Aida sambil melamun.

Aida lulus SMP,  orang tua Aida menawari untuk memilih sekolah yang disukai Aida.   Kedua orang tua Aida tampak senang karena nilai UAN Aida bagus.   Aida memilih sekolah berkelas internasional, yang waktu sekolahnya lebih panjang.   Alasan Aida memilih sekolah internasional agar bisa lama di sekolah, berangkat jam 06.00 WIB hingga jam 18.00 WIB. Karena di rumah sepi.

Prestasi akademik Aida luar biasa, setiap hari bisa memberikan kebanggaan buat orangtua.  Perjalanan Aida di SMA cukup gemilang hingga kelas 3.   Aida merasa enjoy di sekolah, karena banyak teman-temannya yang baik dan fasilitas sekolah lengkap.

Waktu ujian akhirpun tiba, Aida telah siap dengan segalanya. Pak Yazid kaget ketika membaca koran, kalau pekan depan sudah tiba saatnya ujian.  Maklum selama ini tidak sempat menanyakan kesiapan ujian pada anaknya.  “Aida, besok Senin kamu ujian kan, sudahkah kamu siap untuk ujian nak…?” teriak Yazid kepada putrinya, Aida.   Aida yang ada di dalam kamar spontan menjawab, “Sudah.

Usai ujian,  Aida cukup gembira,  nilai sembilan tiap mata pelajaran diraihnya dengan mudah.  “Saya harus mendapatkan nilai bagus agar saya bisa kuliah, saya tidak mau kerja“,  gumam Aida.   Masuklah Aida kejurusan ekonomi kelas internasionnal.   Kedua orangtua Aida amat gembira dengan keberhasilan anaknya, Aida.

Seiring dengan karir yang meningkat ibu Dina semakin sibuk, keluhan capek dan keruwetan di kantor semakin nyaring di telinga Aida.   Aida semakin “alergi” dengan kerja.   Gelar sarjana begitu cepat diraih Aida,  prestasi akademik diraih dengan gemilang, IPK 3,9 indikatornya.

Kedua orangtua Aida ternyata sempat memperbincangkan lapangan kerja buat satu-satunya buah hati mereka.  Saling tarik-menarik antara pak Yazid dan Ibu Dina terjadi.  Pak Yazid menghendaki Aida masuk dan berkarir di tempatnya kerja PT Tekstil Sritex Jaya,   ibu Dina juga menghendaki Aida bekerja di tempat ia bekerja,  pabrik kertas PT Satria Makmur.   Deadlock pun terjadi.   Akhirnya mereka sepakat menyerahkan pilihan kerja pada yang bersangkutan, Aida.

Selepas makan malam Bu Dina menyempatkan mengajak bicara Aida, pekerjaan apa yang akan ia kehendaki setelah lulus sarjana ekonomi.   “Aida, ibu sangat ingin kamu bekerja bersama ibu, gajinya bisa besar“, kata ibu.   Pak Yazid pun menimpali,  “Aida, kebetulan di tempat bapak kerja membutuhkan tenaga baru, kamu bisa masuk“.   Tak sepatah katapun keluar di mulut Aida. Kedua orang tuanya, menunggu pilihan kerja di mana yang dikehendaki Aida.

Ibu,  bapak,  saya akan sekolah lagi,  saya tidak mau kerja.   Saya akan mengambil program studi magister manajemen“,  kata Aida.   Kedua orangtua tampak senang walaupun keinginan Aida untuk mengikuti jejak kerjanya tidak terkabul.   Keadaan mendadak berubah menjadi tegang ketika Aida melanjutkan bicaranya.

Setelah selesai magister manajemen saya berencana kuliah lagi,  jurusan tata boga,  terus saya akan kuliah lagi jurusan apa…” belum selesai mengucapkan jurusan apa.   Selanjutnya Pak Yazid tampak terkejut.   “Aida kamu masak mau sekolah terus, kapan kamu mau kerja“, sergah pak Yazid dengan penuh penasaran.

Aku tidak mau kerja, aku mau sekolah terus, kerja itu capek banyak persoalan dan tidak enak“, lanjut Aida.

Kedua orangtua Aida nampak berpandangan, terbersit saling menyalahkan antara keduanya.

kisah nyata : kisah sukses seorang pemulung sampah

*Sunarno*

Inilah kisah Bapak Sunarno, seorang mantan pemulung yang sekarang menjadi orang kaya
 berkat ketekunannya menjalankan bisnis MLM Forever Young
Indonesia. Kesuksesannya menarik perhatian Rhenald Kasali sehingga Bapak
 Sunarno menjadi bintang tamu dalam acara SOLUSI RHENALD KASALI di ANTeve di
awal tahun 2002. Tulisan ini diambil dari Majalah berWirausaha (EDISI
01/Tahun/2002, halaman 10-11) dengan judul Sunarno: *Sing Penting Niat dan
Mau.*

*Dulu ia mencari nafkah dengan mengais-ngais sampah. Kini ia jadi jutawan
MLM karena mensukseskan orang lain. *
**
*Bapak Sunarno, dalam majalah berWirausaha*
Jangan sekali-kali meremehkan pemulung. Lewat bisnis MLM, pemulung pun bisa
jadi jutawan. Setidaknya begitulah yang dialami Sunarno. "Saya sendiri tidak
membayangkan, setelah menemukan usaha ini ternyata kok lebih cepat daripada
rekan-rekan yang lebih mapan dan berpendidikan," tutur pria kelahiran Solo,
5 Agustus 1961 ini.

 Kesuksesan Pak Sunarno menarik perhatian Bapak Rhenald Kasali, sehingga Pak
Rhenald secara khusus mengundang Pak Sunarno dalam acara SOLUSI Rhenald
Kasali di ANTeve di awal tahun 2002 lalu

Prestasi yang diraihnya memang paling cepat dibanding yang lain. Hanya dalam
kurun 27 bulan, ia berhasil menempati peringkat Senior Network Director,
posisi tertinggi di Forever Young MLM. Jaringannya kini sudah lebih dari 100
ribu orang, tersebar di seluruh Indonesia. Seiring dengan itu, penghasilan
di atas Rp15 juta per bulan, sepeda motor, mobil, rumah, dan berbagai bonus
wisata ke luar negeri telah dinikmatinya.


*Berebut bonggol kubis*

Lantaran lahir dari keluarga miskin, Sunarno hanya bisa menamatkan SD. Lebih
prihatin lagi, sejak kecil ia sudah yatim piatu. Terpaksa ikut orang ke
beberapa kota, jadi kacung untuk sekedar bisa hidup. Tapi itu tidak lama
dilakoni. Ketika kembali ke Solo, akhirnya ia memilih profesi pemulung. Kok
jadi pemulung? "Saya bosan jadi kacung yang selalu disuruh-suruh orang. Jiwa
saya ingin kebebasan," jawabnya.
Tinggal di daerah kumuh yang berjarak 500 meter dari tempat pembuangan
sampah. Pekerjaannya mengais-ngais sampah, mengumpulkan barang bekas.
Plastik dan kardus jadi incarannya. Setiap hari ia bersama teman-teman
menanti datangnya truk sampah. Begitu mobil pembawa rejeki tiba, mereka
berlarian mendekat, lalu berebut barang-barang bekas - siapa cepat, dia
dapat. "Apalagi yang namanya balung (tulang sapi - red). Itu ibarat emas
bagi kami. Nilainya tinggi kalau dijual," jelas ayah dua anak ini.

Ia sendiri pernah merasa amat bahagia sewaktu mendapatkan bonggol kubil
(kol). Soalnya "benda berharga" itu didapatnya setelah mengalahkan beberapa
saingan. Lewat "kompetisi" yang ketat ia berhasil mendapatkannya. "Hati saya
bangga dan puas karena itu suatu prestasi," katanya tersenyum. Ada satu hal
lagi yang membahagiakan hatinya, yaitu saat menyetel radio tatkala masih
hidup di kolong jembatan."Sayangnya tak terkira, sama bahagiannya dengan
orang naik Mercy atau Volvo," tambah ayah tiga anak ini.

Sinar terang perubahan hidup mulai tampak pada 1994, ketika tetangganya
memperkanalkan bisnis MLM. Hampir tiap hari tetangga sebelah bercerita,
walau kadang-kadang ia tidak menangkap maksudnya. Maklum cuma lulusan SD.
Jangankan ngerti, untuk hafal nama MLM yang berbahasa Inggris itu saja susah
banget. "Seminggu belum hafal," katanya tertawa. "Tadinya saya nggak
mikirin. Tapi lantaran sering dengar dan lihat, lama-lama hafal juga."

*Kuncinya keyakinan*

Setelah belajar dan ditempa dalam berbagai training dan seminar, dalam
hatinya timbul keyakinan. Mulailah ia menjalani bisnis MLM sepenuh hati.
Pagi hari, sesuai profesi, ia cari barang-barang bekas. Siangnya, setelah
mandi, pergi memprospek orang.

Di usaha apa saja pasti ada tantangan. Sunarno pun begitu. Dibilang ngeyel
atau mimpi, itu masih halus. Soalnya, ada yang mencercanya bagai cicak makan
tiang. Namun itu tidak mengecilkan hatinya, sebab sejak kecil ia sudah
terbiasa dengan kompetisi dan tantangan. "Itulah yang mendorong saya untuk
maju. Orang gagal itu biasanya engga mau menghadapi tantangan. Kalau engga
siap mental, yang paling mudah dilakukan adalah berhenti," kata pria yang
gemar bertani ini.

Menurut Sunarno, kunci keberhasilannya hanya satu: keyakinan. Sebab
keyakinan itu seakan-akan kenyataan. Ia tumbuh dari penguasaan materi dan
belajar dari orang-orang sukses. Bila ingin sukses, bergabunglah dengan
orang-orang sukses, minimal ketularan. Motivasinya dalam berusahan sederhana
saja: kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak bisa. Pasti bisa!

"Sekarang usaha itu persaingannya ketat, minimal butuh modal besar. Tapi di
bisnis MLM yang saya tekuni ini, sing penting niat dan mau. Nggak perlu jadi
pemulung dulu kayak saya. Setelah itu, tinggal melakukan. Perlu tindakan.
Itulah modal yang paling utama," tandasnya.

Lucunya, dulu karena tinggal di tempat kumuh, sebagian orang belum mau
menerima ajakannya. "Kalau kamu berhasil, baru saya mau ikut," kata mereka.
Namun setelah berhasil, Sunarno menagih janji. Mereka menjawab, Lha iya,
terang saja Pak Narno sekarang sudah berhasil kok." Jadi lagi-lagi saya yang
disalahkan," katanya sembari tertawa kecil. "Itu soal mental. Semua itu
kembali ke pribadi masing-masing."

Bila teringat kehidupan masa lalu, Sunarno masih diliputi rasa haru. Jadi
ketika dapat fasilitas rumah dari MLM, Sunarno sengaja memilih di Mojosongo,
daerah yang ia huni dulu agar tidak lupa pada sejarah. Tapi bila dulu orang
meremehkannya, sekarang lain, "Kalau lingkungan butuh sesuatu, saya yang
lebih dulu dimintai sumbangan," ujarnya.

*Ingin mengukir sejarah*

 Banyak sudah suka duka yang dialami Sunarno selama menjalankan MLM. Yang
berkesan adalah rekan-rekan, khususnya dalam jaringannya, selalu merujuk
pada latar belakangnya. "Pak Narno yang pemulung saja bisa, kok saya tidak
bisa." Mereka terpacu dengan itu. Juga sewaktu dinobatkan sebagai Manager
pertama kali, ia tidak mengira bakal dimintai bicara di depan umum. "Saya
sangat terharu. Dengan terbata-bata saya ceritakan perjalanan hidup saya."

Kehidupan itu, menurut Sunarno, ibarat tiada gelombang yang indah tanpa
menerjang karang. Banyak orang mendambakan hidup aman, damai, tenteranm,
bahagia dan sejahtera. Hidup seperti ini ideal sekali. "Bagi saya hidup itu
sederhana saja, minimal kita punya cita-cita, yaitu sukses dalam segala
bidang. Tapi untuk itu diperlukan tindakan, rencana, tujuan, komitmen,
keyakinan, mengenal diri, dan cinta. Itu semua merupakan mata rantai yang
tak terpisahkan."

Ia mengaku, waktu kecil tidak punya cita-cita lantaran miskin. Semua
dijalani saja. Cita-cita itu baru terbentuk setelah ia bergabung dengan MLM.
Sunarno ingin berbakti pada bangsa dan negara. "Ukuran saya bukan
penghasilan lagi. Tapi tanggungjawab kepada negara untuk menciptakan suasana
yang baik lewat usaha MLM. Misi saya ingin menolong orang yang tidak punya,
karena falsasah hidup untuk mengasihi dan melayani telah tertanam dalam diri
saya. Falsafah dan misi itu penting dalam segala usaha."

Selain itu Sunarno ingin umur panjang. Dalam arti bisa mengukir sejarah
sehingga tetap dikenang walau kelak sudah tiada. Maka, dalam kamusnya tidak
ada kata terlambat untuk belajar. Tiga tahun lalu bersama sang istri, ia
mangambil penyesuaian SMP dan SMA. Bahkan kini ia kuliah dobel. Pagi ambil
Pertanian di Universitas Pembangunan Solo, malam kuliah di Fakultas Hukum
Unisri.

Kok sampai dobel? "Saya tertarik di pertanian karena melihat Indonesia jauh
tertinggal di bidang itu. Padalah kondisi alamnya sangat kaya. Orientasi
saya adalah membudayakan pola tanam organik, dan hasil dari pertanian ini
kita bisa memberikan sumbangan kepada negara. Sementara itu, saya kuliah di
hukum supaya tahu mana benar dan mana yang perlu diluruskan," paparnya.

Sebelum berpisah, ia berpesan kepada rekan-rekan dalam jaringannya agar
tidak gampang menyerah, siap dikritik, semangat menyala-nyala, selalu
berjuang, rela berkorban, dan berdoa. "Beranilah mengambil keputusan, karena
keputusan itulah langkah awal sukses."
Sumbernya

Kisah Sukses Mantan Seorang Petugas Keamanan


Fauzi Saleh, contoh seorang pengusaha sukses sekaligus dermawan. Ini berkat kompak dengan karyawannya. Derai tawa dan langgam bicaranya khas betawi. Itulah gaya H. Fauzi Saleh dalam meladeni tamunya.

Pengusaha perumahan mewah Pesona Depok dan Pesona Khayangan yang hanya lulusan SMP tersebut memang lahir dan dibesarkan di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Setamat dari SMP pada tahun 1966, beliau telah merasakan kerasnya kehidupan di ibukota.
Saat itu Fauzi terpaksa bekerja sebagai pencuci mobil di sebuah bengkel dengan gaji Rp 700 per minggu. Bahkan delapan tahun silam, dia masih dikenal sebagai penjaga gudang di sebuah perusahaan. Tapi, kehidupan ibarat roda yang berputar.

Sekarang posisi ayah 6 anak yang berusia 45 tahun ini sedang berada diatas. Pada hari ulang tahunnya itu, pria bertubuh kecil ini memberikan 50 unit mobil kepada 50 dari sekitar 100 karyawan tetapnya. Selain itu para karyawan tetap dan sekitar 2.000 buruh mendapat bonus sebulan gaji. Total Dalam setahun, karyawan dan buruhnya mendapat 22 kali gaji sebagai tambahan, 3 bulan gaji saat Idul Fitri, 2 bulan gaji saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Haji, dan 1 bulan gaji saat 17 Agustus, tahun baru dan hari ulang tahun Fauzi. Selain itu, setiap karyawan dan buruh mendapat Rp 5.000 saat selesai shalat Jumat dari masjid miliknya di kompleks perumahan Pesona Depok. 

Sikap dermawan ini tampaknya tak lepas dari pandangan Fauzi, yang menilai orang-orang yang bekerja padanya sebagai kekasih. “Karena mereka bekerjalah saya mendapat rezeki.”, katanya. Manajemen kasih sayang yang diterapkan Fauzi ternyata ampuh untuk

memajukan perusahaan. Seluruh karyawan bekerja bahu-membahu. “Mereka seperti bekerja di perusahaan sendiri.” Katanya.

Prinsip manajemen “Bismillah” itu telah dilakukan ketika mulai berusaha pada tahun 1989 silam, yaitu setelah dia berhenti bekerja sebagai petugas keamanan. Berbekal uang simpanan dari hasil ngobyek sebagai tukang taman,sebesar 30 juta, beliau kemudian membeli tanah 6 x 15 meter sekaligus membangun rumah di jalan jatipadang, jakarta selatan.

Untuk menyiapkan rumah itu secara utuh diperlukan tambahan dana sebesar 10 juta. Meski demikian, Fauzi tidak berputus asa. Setiap malam jumat, Fauzi dan pekerjanya sebanyak 12 orang, selalu melakukan wirid Yasiin, zikir dan memanjatkan doa agar usaha yang sedang mereka rintis bisa berhasil. Mungkin karena usaha itu dimulai dengan sikap pasrah, rumah itupun siap juga. Nasib baik memihak Fauzi. Rumah yang beliau bangun itu laku Rp 51 juta. Uang hasil penjualan itu selanjutnya digunakan untuk membeli tanah, membangun rumah, dan menjual kembali. Begitu seterusnya, hingga pada 1992 usaha Fauzi membesar. Tahun itu, lewat PT. Pedoman Tata Bangun yang beliau dirikan, Fauzi mulai membangun 470 unit rumah mewah Pesona Depok 1 dan dilanjutkan dengan 360 unit rumah pesona Depok 2. Selanjutnya dibangun pula Pesona Khayangan yang juga di Depok. Kini telah dibangun Pesona Khayangan 1 sebanyak 500 unit rumah dan pesona khayangan 2 sebanyak 1100 unit rumah. Sedangkan pesona khayangan 3 dan 4 masih dalam tahap pematangan tanah.

Harga rumah group pesona milik Fauzi tersebut antara 200 juta hingga 600 juta per unit. Yang menarik tradisi pengajian setiap malam jumat yang dilakukannya sejak awal, tidak ditinggalkan. Sekali dalam sebulan, dia menggelar pengajian akbar yang disebut dengan pesona dzikir yang dihadiri seluruh buruh, keluarga dan kerabat di komplek pesona khayangan pertengahan september lalu, ada sekitar 4.000 orang yang hadir. Setiap orang yang hadir mendapatkan sarung dan 3 stel gamis untuk shalat. Setelah itu, ketika beranjak pulang, setiap orang tanpa kecuali, diberi nasi kotak dan uang Rp 10.000. tidak mengherankan, suasana berlangsung sangat akrab. Mereka saling bersalaman dan berpelukan. Tidak ada perbedaan antara bawahan dan atasan. Menurut Fauzi, beliau sendiri tidak pernah membayangkan akan menjadi seperti ini.

“Ini semua dari Alloh. Saya tidak ada apa2nya.” Kata pria yang sehari-hari berpenampilan sederhana ini. Karena menyadari bahwa semua harta itu pemberian Alloh, Fauzi tidak lupa mengembalikannya dalam bentuk infak dan shadaqoh kepada yang membutuhkan. Tercatat, beberapa masjid telah dia bangun dan sejumlah kaum dhuafa dan janda telah disantuninya. Usaha yang dijalankannya tersebut, menurut Fauzi ibarat menanam padi. “Dengan bertanam padi, rumput dan ilalang akan tumbuh. Ini berbeda kalau kita bertanam rumput, padi tidak akan tumbuh”. Kata Fauzi.

Artinya, Fauzi tidak menginginkan hasil usaha untuk dirinya sendiri. “Saya hanya mengambil, sekedarnya, selebihnya digunakan untuk kesejahteraan karyawan dan sosial.” Katanya.

Sekitar 60 % keuntungan digunakan untuk kegiatan sosial, sedangkan selebihnya dipakai sebagai modal usaha. Sejak empat tahun lalu, ada Rp 70 milyar yang digunakan untuk kegiatan sosial. 

“Jadi, keuntungan perusahaan ini adalah nol.” Kata Fauzi. ” Jika setiap bangun pagi , kita bisa mensyukuri dengan tulus apa yang telah kita miliki hari ini, niscaya sepanjang hari kita bisa menikmati hidup ini dengan bahagia”

Kisah Nyata cinta Samara

Kisah dari sebuah Universitas di Jakarta tentang seorang gadis muda yang baru meninggal bulan lalu. Namanya Samara. Dia meninggal karena tertabrak truk. Samara punya seorang pacar namanya Ari. Keduanya saling menyayangi. Mereka selalu berteleponan. Kamu tidak akan pernah melihat Samara tanpa handphonenya. Sampai2 dia mengganti kartu Telkomsel nya ke indosat, agar mereka berdua berada di network yang sama dan mengirit pulsa serta signal yang kuat. Samara menghabiskan hampir setengah hari untuk mengobrol dengan Ari. Keluarga Samara pun tahu hubungan mereka. Ari sangat dekat dengan keluarga Samara (bayangkan hubungan mereka). Sebelum dia meninggal dia selalu berkata pada teman2nya "Kalo gua meninggal tolong kuburkan gua sama handphone gua" dia juga mengatakan hal yang sama kepada orang tuanya.

Setelah Samara meninggal tidak ada yang dapat mengangkat peti matinya. Saya juga berada di sana . Banyak orang termasuk saya yang mencoba tapi tetap tidak bisa. Akhirnya mereka memanggil 'orang pintar'. Dia memegang sebatang kayu dan mulai berbicara sendiri perlahan. Setelah beberapa menit orang pintar itu berkata "gadis ini kehilangan sesuatu di sini". Lalu teman2 Samara berkata kepada orang pintar itu tentang keinginannya untuk dikubur dengan handphonenya. Kemudian mereka membuka kembali peti matinya dan menaruh handphone serta simcard-nya. Setelah itu mereka mencoba untuk mengangkat kembali peti matinya. Peti mati itu dapat diangkat dan dipindahkan ke mobil jenazah dengan mudah. Kami semua yang melihat ini sangat kaget.

Keluarga Samara tidak memberitahukan tentang kematian Samara kepada Ari. Setelah 2 minggu kematian Samara, Ari menelepon mama Samara dan berkata "Saya akan pulang hari ini, tolong buatkan masakan yang enak untukku. Dan jangan katakan pada Samara bahwa aku akan datang, aku ingin membuat kejutan untuknya".


Mama Samara menjawab "Datanglah dahulu, tante ingin memberi tahu sesuatu." Setelah Ari datang, mereka memberitahukan tentang kematian Samara. Ari mengira mereka sedang bercanda, dia hanya tertawa dan berkata "Jangan bercanda, bilang pada Samara untuk keluar, aku membawa sesuatu untuknya". Akhirnya mereka membawa Ari ke kuburan Samara. Lalu Ari berkata "Ini tidak mungkin. Kami berbicara kemarin. Dia masih tetap menelepon". Ari sangat terkejut.

Tiba-tiba handphonenya berbunyi, "Lihat ini dari Samara, lihat ini..." Ari memperlihatkan handphonenya ke keluarga Samara, dan mereka menyuruh Ari untuk menjawab. Ari menjawab telepon itu dengan memaki speaker. Mereka semua mendengar pembicaraan itu dengan sangat jelas & jernih, tidak ada gangguan apapun. Dan itu benar2 suara Samara dan sangat tidak mungkin ada orang lain yang memakainya karena simcard-nya sudah dikubur bersama Samara. Mereka semua sangat terkejut dan memanggil 'orang pintar' untuk membantu mereka lagi. 'Orang pintar' itu membawa temannya untuk mencari jawaban atas keanehan ini. orang pintar dan temannya itu bekerja selama 5 jam. Dan mereka menemukan jawabannya.. . ...











































































INDOSAT mempunyai signal yang terbaik. Ke manapun kamu pergi, jaringannya selalu ada (he...he..he. ..he...he. .)

Semangkuk Bakso

Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel. 

"Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan," gerutunya dalam hati. "Ini semua pasti gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!" 

Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya. 

Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso. 

"Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam," sapa si tukang bakso.
"Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang," jawabnya tersipu malu.
"Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak."
Putri pun segera duduk di dalam. 

Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng?" tanya si abang. 

"Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya... hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang." 

"Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho." 

Putri seketika tersadar, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?" 

Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega, 

"Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu."
"Ibu, maafkan Putri, Bu," Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.
=====================================================

Saat kita mendapat pertolongan atau menerima pemberian sekecil apapun dari orang lain, sering kali kita begitu senang dan selalu berterima kasih. Sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa syarat yang diberikan oleh orangtua dan saudara tidak tampak di mata kita. Seolah menjadi kewajiban orangtua untuk selalu berada di posisi siap membantu, kapan pun. 

Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis, yang tidak sayanglah, yang tidak mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan diri sendiri. Maka untuk itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri, agar kita mampu hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua, saudara, dan dengan masyarakat lainnya.
Sumber : andriewongso.com

Lirik Ungu - Dirimu Satu

i will always love you kekasihku
dalam hidupku hanya dirimu satu
i will always need you cintaku
selamanya takkan pernah terganti

ku mau menjadi yang terakhir untukmu
ku mau menjadi mimpi indahmu

cintai aku dengan hatimu
seperti aku mencintaimu
sayangi aku dengan kasihmu
seperti aku menyayangimu
i will be the last for you
and you will be the last for me

i will always love you kekasihku
dalam hidupku hanya dirimu satu

ku mau menjadi yang terakhir untukmu
ku mau menjadi mimpi indahmu

cintai aku dengan hatimu
seperti aku mencintaimu
sayangi aku dengan kasihmu
seperti aku menyayangimu
i will be the last for you
and you will be the last for me
i will be the last for you
and you will be the last for me

Lirik Laluna - Selepas Kau Pergi

selepas kau pergi
tinggalah disini kusendiri
kumerasakan sesuatu
yang tlah hilang didalam hidupku

dalam lubuk hatimu
ku yakin kaupun sebenarnya
tak inginkan lepas dariku
tahukah kau kini ku terluka

bantu aku membencimu
ku terlalu mencintaimu
dirimu begitu berarti untukku

kau telah mencinta
dan dicintai kekasihmu
ini tak adil bagiku
hilanglah damba tinggalah hampa

lupakanku dalam hidupmu
yang pernah mencintaimu
kau memang tercipta bukanlah untukku
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com