Jika ada sebagian di antara wanita muslimah yang rela meninggalkan islam yang dianutnya demi cinta, ekonomi, harta, kekayaan, atau urusan dunia lainnya, maka dalam kisah nyata kali ini tidaklah demikian. Seorang wanita Jerman yang telah mendapat hidayah islam justru mengorbankan suaminya demi mempertahankan hidayah yang telah diraihnya! Sungguh hidayah itu adalah sangat mahal nilainya bagi orang-orang yang mau merenunginya dan mensyukurinya.Inilah dia kisahnya :
“Saya sampai di Saudi, sedangkan di pikiranku ada berbagai hal tentangnya. Sebelumnya saya sudah yakin bahwa akan terjadi perubahan besar pada diriku. Saya mulai memperhatikan hal-hal aneh di masyarakat yang ada di sekitarku. Ketika waktu shalat tiba, semua orang meninggalkan apa saja yang mereka kerjakan dan berdiri dishaf-shaf secara teratur (untuk melaksanakan shalat), mereka diliputi oleh kebahagiaan dan ketenangan.
Saya memperhatikan berbagai macam pergaulan antara anggota masyarakat, di pikiranku berkecamuk dan bertumpuk berbagai pertanyaan. Pada setiap jawaban yang saya dapatkan, saya merasakan adanya denyutan baru di dalam hati yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Saya membandingkan antara tatanan kehidupan di Jerman dan tatanan ke hidupan yang ada di sini. Di Jerman, kami menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tak bermanfaat, sementara disini semua orang menghabiskan waktunya untuk bekerja dan beribadah.”
Selanjutnya perempuan ini menambahkan, “Insinyur Subhi Tiraji dan istrinya telah menerangkan Islam kepadaku secara terperinci. Mereka juga telah menjelaskan kepadaku perkara-perkara yang ghaib dan pemahaman-pemahaman yang salah supaya saya masuk Islam dengan penuh kerelaan. Saya menamakan diri dengan Hana.
Saya mengirim surat kepada suamiku di Jerman untuk memberitahukan hal ini dan menjelaskan kepadanya tentang kelebihan-kelebihan agama Islam, serta menjelaskan bahwa Islamlah agama yang benar. Akan tetapi sayang, suamiku malah memintaku untuk segera pulang dan meninggalkan Islam. Saya menolak permintaannya dan mengorbankan dirinya. Saya meminta untuk di talak dan saya pun mendapatkan hasilnya. Allah memberiku seorang suami yang shalih, berkebangsaan Amerika yang berasal dari Mesir.” Kemudian Hana menceritakan kehidupan barunya, “Setiap minggu kami pergi ke Mekkah atau Madinah al-Munawwarah untuk menghabiskan waktu-waktu yang indah di berbagai tempat suci dan mendengarkan berbagai kaset, supaya dengan mudah kami mendapatkan pemahaman yang benar tentang Islam dengan lebih dalam dan lebih sempurna.
“Saya sampai di Saudi, sedangkan di pikiranku ada berbagai hal tentangnya. Sebelumnya saya sudah yakin bahwa akan terjadi perubahan besar pada diriku. Saya mulai memperhatikan hal-hal aneh di masyarakat yang ada di sekitarku. Ketika waktu shalat tiba, semua orang meninggalkan apa saja yang mereka kerjakan dan berdiri dishaf-shaf secara teratur (untuk melaksanakan shalat), mereka diliputi oleh kebahagiaan dan ketenangan.
Saya memperhatikan berbagai macam pergaulan antara anggota masyarakat, di pikiranku berkecamuk dan bertumpuk berbagai pertanyaan. Pada setiap jawaban yang saya dapatkan, saya merasakan adanya denyutan baru di dalam hati yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Saya membandingkan antara tatanan kehidupan di Jerman dan tatanan ke hidupan yang ada di sini. Di Jerman, kami menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tak bermanfaat, sementara disini semua orang menghabiskan waktunya untuk bekerja dan beribadah.”
Selanjutnya perempuan ini menambahkan, “Insinyur Subhi Tiraji dan istrinya telah menerangkan Islam kepadaku secara terperinci. Mereka juga telah menjelaskan kepadaku perkara-perkara yang ghaib dan pemahaman-pemahaman yang salah supaya saya masuk Islam dengan penuh kerelaan. Saya menamakan diri dengan Hana.
Saya mengirim surat kepada suamiku di Jerman untuk memberitahukan hal ini dan menjelaskan kepadanya tentang kelebihan-kelebihan agama Islam, serta menjelaskan bahwa Islamlah agama yang benar. Akan tetapi sayang, suamiku malah memintaku untuk segera pulang dan meninggalkan Islam. Saya menolak permintaannya dan mengorbankan dirinya. Saya meminta untuk di talak dan saya pun mendapatkan hasilnya. Allah memberiku seorang suami yang shalih, berkebangsaan Amerika yang berasal dari Mesir.” Kemudian Hana menceritakan kehidupan barunya, “Setiap minggu kami pergi ke Mekkah atau Madinah al-Munawwarah untuk menghabiskan waktu-waktu yang indah di berbagai tempat suci dan mendengarkan berbagai kaset, supaya dengan mudah kami mendapatkan pemahaman yang benar tentang Islam dengan lebih dalam dan lebih sempurna.
0 komentar:
Post a Comment