Wanita sosialita ini jelas bukan model pelupa yang kemudian pergi ke Singapura untuk berobat. Namun ibu kaya raya ini menjadi berita karena hanya meninggalkan anak-anaknya kurang dari AUD$ 1,5 atau Rp 40 ribu saja. Sebelum meninggal, ibu itu percaya kalau anak-anaknya justru bersekongkol akan kematiannya.
Valmai Roche, asal Australia, yang meninggal tahun lalu dalam usia 81 tahun, mewariskan anak-anaknya dan mantan suaminya, hanya $ 1,5 AUD yang disebutnya sebagai "uang darah." Padahal kekayaannya mencapai Rp 31,5 miliar.
Namun dua putrinya menyatakan ibu mereka adalah "penipu" dan menantang keputusan itu ke Mahkamah Agung Australia Selatan. Mantan istri wali kota Adelaide ini meninggalkan 30 keping perak mata uang denominasi terendah untuk keluarganya -yang diterjemahkan masing-masing sebagai lima koin 30 sen- mengklaim itu adalah, "uang darah karena Yudas".
Sisa hartanya ditinggalkan untuk amal orang-orang Katolik Southern Cross, menurut laporan surat kabar Australia. Putri Roche -Deborah Hamilton, Fiona Roche dan Shauna Roche- juga mengklaim warisan dari perhiasan ibu mereka. Namun mereka harus menjawab pertanyaan tentang buku harian pribadi milik Nyonya Roche, yang disimpan dari Januari 1974 sampai Oktober 1981, seperti tanggal yang ditulis.
Salah satu anaknya, Hamilton menuduh ibunya memiliki pandangan palsu dan dia tidak mampu membuat disposisi yang wajar dan tepat dari harta miliknya. Seiring dengan itu, dia dan adik-adiknya telah mengambil kasus ini ke pengadilan untuk mengklaim mereka berhak mewarisi harta ibu mereka.
Roche dalam wasiatnya justru mengecualikan anak-anaknya dan mantan suaminya dari warisan karena dianggap mereka telah cukup disediakan selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Tuan Roche, yang menjadi Wali Kota Dewan Kota Adelaide dari tahun 1975 hingga 1977, juga dikecualikan dari warisan karena punya andil dalam kerusakan pernikahan mereka pada tahun 1983.
Hanya satu perubahan yang dibuat pada tahun 1987 untuk mewariskan sebuah meja gaya Kekaisaran Prancis untuk putrinya Fiona, yang sekarang menjadi kepala perusahaan keluarga Roche Grup yang terdaftar di antara 200 perusahaan terkaya di Australia. Tak ada komentar dari pengacara keluarga. Kasus ini akan dibuka lagi bulan depan.
http://www.tempointeraktif.com/hg/oops/2...46,id.html
Valmai Roche, asal Australia, yang meninggal tahun lalu dalam usia 81 tahun, mewariskan anak-anaknya dan mantan suaminya, hanya $ 1,5 AUD yang disebutnya sebagai "uang darah." Padahal kekayaannya mencapai Rp 31,5 miliar.
Namun dua putrinya menyatakan ibu mereka adalah "penipu" dan menantang keputusan itu ke Mahkamah Agung Australia Selatan. Mantan istri wali kota Adelaide ini meninggalkan 30 keping perak mata uang denominasi terendah untuk keluarganya -yang diterjemahkan masing-masing sebagai lima koin 30 sen- mengklaim itu adalah, "uang darah karena Yudas".
Sisa hartanya ditinggalkan untuk amal orang-orang Katolik Southern Cross, menurut laporan surat kabar Australia. Putri Roche -Deborah Hamilton, Fiona Roche dan Shauna Roche- juga mengklaim warisan dari perhiasan ibu mereka. Namun mereka harus menjawab pertanyaan tentang buku harian pribadi milik Nyonya Roche, yang disimpan dari Januari 1974 sampai Oktober 1981, seperti tanggal yang ditulis.
Salah satu anaknya, Hamilton menuduh ibunya memiliki pandangan palsu dan dia tidak mampu membuat disposisi yang wajar dan tepat dari harta miliknya. Seiring dengan itu, dia dan adik-adiknya telah mengambil kasus ini ke pengadilan untuk mengklaim mereka berhak mewarisi harta ibu mereka.
Roche dalam wasiatnya justru mengecualikan anak-anaknya dan mantan suaminya dari warisan karena dianggap mereka telah cukup disediakan selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Tuan Roche, yang menjadi Wali Kota Dewan Kota Adelaide dari tahun 1975 hingga 1977, juga dikecualikan dari warisan karena punya andil dalam kerusakan pernikahan mereka pada tahun 1983.
Hanya satu perubahan yang dibuat pada tahun 1987 untuk mewariskan sebuah meja gaya Kekaisaran Prancis untuk putrinya Fiona, yang sekarang menjadi kepala perusahaan keluarga Roche Grup yang terdaftar di antara 200 perusahaan terkaya di Australia. Tak ada komentar dari pengacara keluarga. Kasus ini akan dibuka lagi bulan depan.
http://www.tempointeraktif.com/hg/oops/2...46,id.html
0 komentar:
Post a Comment